Mohon tunggu...
Syarief Hasani
Syarief Hasani Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Saya adalah Dosen Fakultas Tarbiyah di Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah, Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Saya aktif sebagai penulis artikel pendidikan dan sebagai pengamat pendidikan. Selain itu saya pun sebagai praktisi pendidikan dengan mendirikan lembaga pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Membangun Soft Skill dalam Menghadapi Dunia Investasi Industri dan Kewirausahaan Perspektif Dedi Mulyadi

12 September 2024   11:09 Diperbarui: 12 September 2024   12:09 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia industri investasi dan kewirausahaan, keahlian teknis dan pengetahuan pasar merupakan fondasi yang sangat penting. Namun, tidak kalah pentingnya adalah penguasaan soft skill atau keterampilan lunak yang dapat mempengaruhi kesuksesan seseorang dalam profesi ini. 

Soft skill mencakup keterampilan seperti komunikasi, kepemimpinan, negosiasi, dan keterampilan interpersonal lainnya yang sering kali menjadi pembeda utama antara individu yang sukses dan yang kurang berhasil. 

Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana membangun soft skill yang relevan dengan dunia investasi dan kewirausahaan dengan cara yang efektif.

Dalam pandangan Dedi Mulyadi membangun soft skill individu adalah dengan membangun kompetensi diri melalui olah rasa, olah karsa dan olah karya. Menurutnya karya itu hasil dari olah karsa dan rasa. 

Pendapat ini selaras dengan Konsep Pendidikan yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara yang memfokuskan Pendidikan pada pengembangan cipta atau pemikiran, rasa atau perasaan dan karsa atau kemauan. 

Dedi Mulyadi menekankan pentingnya individu untuk mampu mengolah rasanya. Karena rasa sebagai pusat dari prilaku manusia. Dengan mengolah rasa maka manusia dapat menguasi segala gerak dan perubahan hati yang meliputi perasaan senang, sedih, kecewa, malu, bangga, kasihan, benci, sayang dan lain sebagainya.

Secara mendasar soft skill ditumbuhkan dengan mengolah diri sendiri. Dedi Mulyadi mengungkapkan beberapa pepatah Sunda. Diantaranya;"Kudu daek peurih mun hayang boga peurah" artinya apabila ingin memiliki pengaruh maka harus mau bersusah payah terlebih dahulu. Selain itu bagi orang yang ingin sukses maka harus siap menempuh jalan yang sulit. Ungkapan pepatahnya "Kuru cileuh kentel peujit".

Dalam dunia industri, mengasah soft skill juga memerlukan pemahaman tentang kebutuhan saat ini dan masa depan. "Alam bihari, alam kiwari jeung alam poe isuk" adalah ungkapan yang menggambarkan pentingnya adaptasi terhadap perubahan waktu. 

Dalam dunia investasi dan kewirausahaan yang terus berkembang, kita harus mampu beradaptasi dengan tren baru, teknologi, dan perubahan pasar. Ini berarti bahwa kita harus terus-menerus belajar dan menyesuaikan keterampilan kita dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. 

Misalnya, kemajuan teknologi digital memerlukan kemampuan dalam penggunaan alat komunikasi digital, serta keterampilan dalam menganalisis data besar untuk membuat keputusan investasi yang tepat.

Dalam proses pengembangan soft skill, penting untuk tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga pada penerapan praktis. Misalnya, jika Anda belajar tentang kepemimpinan, carilah kesempatan untuk memimpin proyek kecil atau menjadi pemimpin dalam kelompok kerja. Jika Anda ingin meningkatkan keterampilan komunikasi, cobalah untuk berbicara di depan umum atau terlibat dalam diskusi kelompok. 

Dengan cara ini, Anda dapat mengukur kemajuan Anda dan terus mengasah keterampilan tersebut hingga menjadi lebih mahir. Dedi Mulyadi dalam hal ini memberikan contoh kongkrit, yaitu bahwa dia belajar ilmu ekonomi dari ibunya yang mampu membiayai sekolah anak-anaknya seorang diri tanpa menjual sejengkal tanah pun.    

Selain itu, membangun jaringan profesional juga merupakan bagian penting dari pengembangan soft skill. Dengan menjalin hubungan dengan para profesional lain di bidang investasi dan kewirausahaan, kita dapat belajar dari pengalaman mereka, mendapatkan wawasan baru, dan bahkan membuka peluang untuk kolaborasi atau kemitraan. Komunikasi yang baik dan keterampilan interpersonal sangat penting dalam membangun dan memelihara jaringan ini.

Secara keseluruhan, membangun soft skill yang relevan dengan dunia industri investasi dan kewirausahaan memerlukan komitmen, praktik, dan pemahaman tentang perubahan zaman. 

Dengan sikap yang tepat, pengalaman praktis, dan keterlibatan aktif dalam pembelajaran dan pengembangan, Anda dapat mengembangkan soft skill yang akan membantu Anda berhasil dalam dunia yang kompetitif ini. Ingatlah selalu bahwa pengembangan diri adalah perjalanan yang berkelanjutan, dan setiap langkah kecil yang Anda ambil dapat membawa Anda lebih dekat menuju kesuksesan yang Anda impikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun