Mohon tunggu...
Syarief Budi Aji[SBA]
Syarief Budi Aji[SBA] Mohon Tunggu... lainnya -

Rakyad sejati yang golput dan ingin mewujudkan tatanan Negara adil dan makmur berdasarkan firman Tuhan. Tidak punya aji mumpung dan ikut-ikutan. Dan berkeyakinan; Bahwa manusia pilihan Tuhan berbeda dengan manusia pilihan rakyat yang cuma ikut-ikutan memilih. \r\nSumber mulya,Talisayan, Berau, KALTIM.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang setengah: berceloteh soal bensin.

6 April 2012   12:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:57 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh malang nasib ku hari ini. Sebagai seorang setengah waras, pasti sangat mengeluh. Bila jam 6 pagi sudah berangkat pergi ngantri bensin di pom kecamatan yang jauh nya sekitar 20 km dari rumah. Dengan jalan yang berlubang-lubang dan terseok-seok. Setelah ngantri sampai siang ternyata tidak kebagian setetes pun bensin. Duh. . .duh. . .duh sangat sial. Sengatan terik matahari seolah membakar kepala yang setengah botak tidak di rasakan. Ternyata pulang membawa kecewa penuh, setengah menghujat. Seperti nya kita ini hidup di zaman kodok belum enak. Bahkan ada yang ngedumel bagusan ikut integrasi dengan Brunei saja. Biar urusan bensin tidak ngecekik hati seperti ini. Masa antri bensin berjam-jam tidak kebagian. Karena buka Cuma setengah hari itupun kadang buka-kadang nggak. Sementara beli di eceran antara sepuluh sampai lima belas ribu per botol tidak penuh. Sungguh aturan kadal buduk yang menyengsarakan manusia setengah hidup. Padahal sama-sama satu wilayah Negara. Kenapa segalanya berbeda . . .? di jawa kata moyang ku bensin paling tinggi enam ribu saja, kenapa disini bisa sepuluh ribu paling rendah. . .? di mana pemerintah. . .? apa Cuma sibuk ngitung uang setengah halal. Atau ngejar janda setengah telanjang. . .? aku nggak tahu. Yang jelas bensin membuat orang miskin bin mlarat setenga streees. . . . . . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun