Mohon tunggu...
Syariatul Hasanah
Syariatul Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Syariatul123

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Point Of View

22 Desember 2021   13:04 Diperbarui: 22 Desember 2021   13:11 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada banyak guru ngaji yang rela tidak dibayar dengan bayaran duniawi, apakah mereka rugi? Tidak sama sekali. Justru kontribusi yang diberi menjadi lading akhirat bagi mereka. Bayangkan berapa banyak manusia yang didik dengan jerih payah, pergorbanan waktu, tenaga apakah itu akan sia-sia? Tidak, itulah lading pahala yang sedang mereka tanam untuk di panen di kehidupan yang abadi.

Coba kita belajar dari tukang sapu, berapa banyak keringat yang bercucuran untuk sekedar menjadikan semesta ini bersih, nyaman, memberikan ketentraman bagi manusia, apakah patas kita merendahkan mereka? Hal bijaksana yang harus kita lakukan adalah berterimakasih untuk kenyaman yang sudah mereka berikan. Hargailah setiap keringat yang sudah mereka pertaruhkan dengan penghargaan yang sebaiknya.

Hamparan bumi yang sedang kita pijaki ini adalah the real place to gain knowledge. Entah tempat itu formal atau tidak. Terpenting adalah bagaimana kita mengambil pelajaran darinya. Sore itu kala perjalanan menuju kampus aku menyaksikan seorang kakek tua tengah membopong dagangannya, raut wajah yang tak lagi muda, tulang punggung yang tak lagi tegak dan dengan balutan topi hitam yang menutupi rambut putihnya. Ia tampak begitu semangat menawarkan dagangan miliknya walaupun ditengah gerimis yang melanda. Masyaa Allah, sabil berjalan menelusuri jalan beraspal itu tak disangka airmata menetes perlahaan teringat sudah seberapa jauh saya berlelah dalam kebaikan, jangan-jangan saya masih jalan ditempat. Capek sedikit, ngeluh. Tapi melihat kakek itu saya belajar untuk terus bermamfaat tanpa mengeluh.

Beberapa bulan lalu, sempat ketemu sama anak tunanetra, disitu benar-benar merasa ketampar. Sebut saja namanya Kayla, gadis yang luar biasa kontribusinya ditengah keterbatasannya. Dia memang sedikit berbeda, tapi itu adalah keistimewaannya. Gadis tunanetra yangAllah izinkan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dia seorang pengahfal alquran. Bayangkan saja bagaimana dia berjuang untuk bisa mengahfal ditengah keterbatasan penglihatannya. Jika dipikir menurut kacamata kita, akan sangat sulit, tapi dia bisa menyelesaikan hafalannya. "dia mungkin tak bisa melihat dunia, tapi keistimewaannya dia diberikan Allah cara menyampaikan keindahan sang pencipta." Hanya sedikit berbeda bukan berarti tidak bisa memaksimalkan peran kan?.

Dari banyak kisah sepanjang perjalanan, membuat kita menarik kesimpulan, mengambil hikmah dan pelajaran: "sesulit apapun kondisi yang hadir, tak ada lagi rasa takut perihal urusan dunia. Seluruhnya adalah hamba Tuhan dalam semesta. Yang perlu kita yakini adalah Allah maha menjaga, ia tak luput menimbang neraca. Selalu ingat bahwa ganjaranmu bergantung pada kadar lelahmu. Karena bisa jadi lelahmu hari ini memberatkan neraca dihadapan tuhan. Sejauh mana kita meleahkan diri dalam kebaikan dan perbaikan diri, sejauh itulah ganjaran pahala yang dinanti. Teruslah Belajar, berkarya, bermamfaat dan berprestasi."__Syariah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun