Mohon tunggu...
Syarifaturukiyah
Syarifaturukiyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Murid Abadi

Seorang yanga hanya ingin terus belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Moral Remaja dan Faktor Penentunya

18 Maret 2019   23:41 Diperbarui: 19 Maret 2019   00:02 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti kasus yang sempat viral di tahun lalu yaitu ada seorang remaja yang nekad membakar rumah karena tidak dibelikan hp impian oleh orang tuanya. Itu menjadikan salah satu contoh rusaknya moral remaja yang dipengaruhi sekularisme yang muncul dari kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi

Pola Asuh Keluarga Menjadi Penentu

Keluarga memang merupakan lingkup yang terdekat bagi seorang remaja. Bahkan sejak masih kanak-kanak, peran keluarga sangatlah penting, yakni sebagai agen sosialisasi utama. Keluarga yang menjadi pengenal kehidupan kepada seorang anak. Melalui keluarga, seorang anak akan mengetahui kehidupan dunia luar yang belum dikenalnya. 

Pada saat remaja, keluarga seharusnya menjadi pengontrol dan penunjuk seorang anak kepada yang benar dan yang salah. Oleh karenanya, sikap dan kepribadian keluarga akan sangat menjadi penentu moral seorang anak, khususnya menginjak masa remaja.

Sumardi yang merupakan salah seorang bapak dari dua orang puteri yang juga menjadi salah satu kepala sekolah negeri di wilayah Bogor menuturkan pengalamannya dalam mengantar puteri-puterinya melewati masa remaja hingga kini dewasa dan sukses dalam profesinya. Menurutnya, jika masih dalam usia kanak-kanak kita bisa menasehati anak, namun dalam masa remaja pola komunikasi berbeda. 

Mereka akan lebih menerima jika diajak berbicara dengan bentuk cerita dan berbagi kisah. Dengan seperti itu, seorang anak yang menginjak usia remaja akan merasa lebih dihargai dan menerima apa yang orang tuanya sampaikan kepadanya. Cara seperti itu juga menjadikan hubungan seorang remaja dan orang tua bisa lebih erat dan akrab, karena mereka merasakan apa yang orang tua mereka rasakan.

Selain pola komunikasi yang diterapkan, pola pengawasan keluarga juga sangat mempengaruhi moral seorang remaja. Keluarga memang idealnya menjadi pengontol dan pengawas bagi seorang remaja terlebih dalam kehidupannya diluar rumah. 

Namun jika dengan pengawasan yang terlalu ketat dan terkesan mengekang, tak menutup kemungkinan remaja akan justru tak nyaman dan berontak dengan keadaan yang ada. 

Banyak remaja yang tak puas dengan pengawasan yang diberikan orang tuanya, yang justru melakukan larangan yang diberikan oleh orang tuanya. Maka dari itu, keluara khususnya orang tua harus mampu memilih cara yang tepat dalam mengawasi anaknya terutama dalam usia remaja, guna "terbentuknya" moral seorang remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun