Mohon tunggu...
M Syarbani Haira
M Syarbani Haira Mohon Tunggu... Jurnalis - Berkarya untuk Bangsa

Pekerja sosial, pernah nyantri di UGM, peneliti demografi dan lingkungan, ngabdi di Universitas NU Kal-Sel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

MTQ, Antara Tradisi dan Modernisasi

8 November 2019   17:21 Diperbarui: 8 November 2019   20:52 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian jarak waktu MTQ diadakan setiap 3 tahun sekali. Dimulai dari MTQ di Bandar Lampung (1988), Yogyakarta (1991), Pekanbaru (1994), Jambi (1997), Palu (2000), Palangka Raya (2003), hingga Kendari (2006). Pasca di Kendari, jarak waktunya berubah lagi kembali menjadi 2 tahun sekali. Dimulai MTQ ke-22 di Banten (2008), Bengkulu (2910), Ambon (2012), Batam (2014), Mataram (2016), dan Medan - Deli Serdang 2018 lalu. Insya Allah MTQ ke-28 tahun 2020 besok diselenggarakan di Padang - Padang Pariaman.          

Cabang yang dilombakan pun awalnya hanya tilawah, baik untuk golongan anak-anak, remaja, dewasa, dan sebagainya. Dari tahun ke tahun, perlombaan semakin variative, melibatkan banyak bidang, yang hingga kini terus berkembang. 

Salah satu delegasi, menggunakan alat perang seperti pedang (foto : dokpri)
Salah satu delegasi, menggunakan alat perang seperti pedang (foto : dokpri)
Terus Berkembang

Hari ini proses MTQ mengalami perkembangan yang dahsyat. Untuk memudahkan tata kelola MTQ pemerintah dan pihak terkait mendirikan LPTQ (Lembaga Penyelenggara Tilawatil Qur'an). Strukturnya mulai dari pusat hingga kabupaten kota. Lembaga inilah yang menjadi tulang punggung utamanya. NU dan JQH-nya yang menjadi perintis, sejak era Soeharto mulai diabaikan. Ketua LPTQ Provinsi secara ex officio adalah Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov), dengan Sekretaris Kepala Bidang Penamas Kanwil Kemenag di daerah masing-masing.

Nampaknya lembaga seperti LPTQ menjadi ajang "mainan" bagi para pensiunan ASN. Melalui lembaga inilah mereka punya pekerjaan ekstra, seperti perencanaan MTQ, menentukan panitia, dewan hakim, official, pelatih, dan sebagainya. Pengurus LPTQ juga bisa menjadi pendamping jika sedang ada event MTQ, mulai dari kabupaten kota, provinsi, bahkan ke tingkat nasional.

Tak hanya itu, jika ada juara dari daerahnya yang akan mengikuti event internasional, pendampingnya juga dari LPTQ. Maka itu tak heran, para pensiunan ASN berlomba-lomba untuk jadi pengurus LPTQ. 

Cabang yang dilombakan pun kini makin melebar. Selain Tilawah dengan segala variannya, ada pula Hifzh al-Qur'an 1 juz, 5 juz, 10 juz, 20 juz dan 30 juz putera puteri. Ada lagi lomba Tafsir al-Qur'an, Syarh al-Qur'an, Fahm al-Qur'an, Khat al-Qur'an, bahkan belakangan ada Menulis Ilmiah al-Qur'an, MMQ (Musabaqah Maqalah al-Qur'an).

Beragam cabang lomba baru terus saja bermunculan, sehingga event MTQ ini selalu ramai, melibatkan anak-anak remaja hingga dewasa, laki-laki dan perempuan, bahkan kalangan tuna netra.

Hal yang tak kalah menariknya event saat pembukaan dan penutupan. Selain formal dibuka dan ditutup pejabat sesuai tingkatan masing-masing, pengunjung juga dihibur dengan pertunjukan artis-artis mahal dari ibukota. Gubernur Kalsel Paman Birin pun sudah seperti artis, karena setiap kali muncul dalam event-event publik, beliau selalu menyajikan puisi, sajak atau pantun

Hingga hari ini, hampir semua pejabat ikutan berpuisi, selain berpantun dengan adat Banjar. Tradisi MTQ dulu yang khidmat, kini bercampur beragam diwarnai pertunjukan. Entah seperti apa MTQ 2020 yang akan datang, kita tunggu saja modernisasinya. Sampai Jumpa di Padang, Sumatera Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun