Mohon tunggu...
M Syarbani Haira
M Syarbani Haira Mohon Tunggu... Jurnalis - Berkarya untuk Bangsa

Pekerja sosial, pernah nyantri di UGM, peneliti demografi dan lingkungan, ngabdi di Universitas NU Kal-Sel

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Saudagar Tiongkok Dibayangi Saudagar Indonesia

13 Oktober 2019   15:28 Diperbarui: 13 Oktober 2019   16:02 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ma Huating, saudagar terkaya Tiongkok. Pendiri Tencent Holding, perusahan internet terbesar dunia (foto : warta ekonomi.co.id)

Perkembangan ini menarik peneliti Australian National University (ANU), Peter McCawley. Bukunya berjudul "New Technologies, Institutions and Welfare" (1979), Peter meneliti kehidupan pedesaan di Indonesia dan Tiongkok. Salah satu kesimpulannya, pedesaan Tiongkok berkembang pesat. Kesejahteraan berhasil dicapai, dan dengan begitu, besarnya kontribusi pedesaan terhadap kemajuan negara.   

Inilah antara lain fenomena umum budaya Tionghoa dalam berbisnis, termasuk mengurus negara. Karenanya tak heran jika belakangan banyak negara diberbagai belahan dunia kini memilih bermitra dengan RRT, ketimbang dengan AS. Sejak Gus Dur, rintisan kerjasama dengan Tiongkok sudah dibuka. Puncaknya sekarang, walau karenanya Presiden RI kerap dibully. 

Rezim Saudi pun tak mau ketinggalan.  Dipimpin Raja Salman bin Abudul Aziz Al Saud April 2017 lalu, satu delegasi besar tiba berkunjung. Saat itu investasi yang ditanam mencapai US$ 65 miliar, jauh lebih besar ketimbang investasi yang ditanam di Indonesia yang hanya sebesar US$ 6 miliar.

Arab punya kepentingan dengan Tiongkok. Selain pasar yang luas, juga energi. Perekonomian RRT yang terus membaik, dipandang Arab sebagai hal yang urgent. Kemudahan berbisnis dan infrastruktur, membuat Arab lebih tertarik menanamkan investasinya ke RRT.  

Itu sebabnya menjadi relevan jika Jokowi sejak 5 tahun lalu memulai membangun infrastruktur, yang merata ke semua wilayah. Tentu pada periode kedua nanti, kita tunggu usaha Jokowi untuk nyata membangun negeri ini. 

Harusnya, mulai 2020 besok tak ada alasan lagi ngurus perijinan lambat, berbelit-belit. Bukan hanya buat dunia usaha, juga untuk rakyat banyak. Misal buat KTP, KK, Akte Lahir, Perijinan, SK ASN, Pensiunan, dsb. Harusnya bukan diperpanjang, malah harus dipangkas. 

Ini semua harus, 2020 esok kelar. Agar semakin muncul berkembang saudagar kaya dari nusantara ini, dan bisa mengalahkan atau minimal bisa membayangi saudagar dunia lainnya, termasuk saudagar kaya dari Tiongkok yang sama-sama berstatus sebagai negara berkembang.  

Hal lain yang harus didorong, industri yang dibangun hendaknya yang ramah lingkungan. Bukan perusak alam seperti tambang batubara dan perkebunan sawit. AS dan Tiongkok sudah membuktikannya. Usaha mereka seputar industri kreatif, seperti internet, proverty, perbankan, jasa, dsb. Nyatanya para perusak lingkungan di negeri ini tak terlalu besar manfaatnya buat rakyat banyak, kecuali hanya merusak alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun