Sebagai negara berkembang yang baru tumbuh, kekayaan saudagar Tiongkok ini memang belum sebanding dengan kekayaan saudagar AS. Publikasi Forbes 02 Oktober lalu (Kompas.com, 3/10/2019), dari 400 orang terkaya di AS, Jeff Bezos menempati urutan pertama. Kekayaannya Rp 1.596 trilyun, setara US$114 miliar. Pemilik industri kreatif "Amazon" ini masih diatas koleganya, Bill Gates (Microsoft) diurutan 2 dengan kekayaan US$106 miliar. Warren Buffett diurutan 3 (Berkshire Hathaway) memiliki kekayaan US$80.8 milyar.Â
Mark Zuckerberg, pemilik Facebook, diurutan 4. Kekayaannya US$69.8 miliar. Selebihnya berurutan Larry Ellison (Oracle) US$65 miliar. Larry Page (Google) US$55.5 miliar. Sergey Brin (Google) US$53.5 miliar. Michael Blommberg (Bloombe) US$53.4 miliar. Steve Balimer (Microsoft) US$51.7 miliar, dan Jim Walton (Walmart) US$51.6 miliar.
Nampaknya, ada kemunginan saudagar Tiongkok ini bakal melibas saudagar hebat negeri Paman Sam. Saat saya mengunjungi Tiongkok Mei - Juni lalu, sejumlah lembaga PT di Tiongkok, baik daratan atau kepulauan, punya ambisi besar untuk terus berkarya dibidang teknologi modern, dan murah serta praktis. Inilah yang tak dimiliki AS, dan negara-negara Barat lainnya.
Diintip Saudagar Nusantara
Fenomena lain yang menarik munculnya 2 saudagar Indonesia yang menduduki peringkat teratas dalam daftar saudagar asing terkaya di Tiongkok versi Luxux-Hurun Tiongkok 2019. Info ini dimuat beritasatu 12 Oktober 2019 (bersumber LKBN Antara). Mereka Tedy Djuhar dan Elijah Widjaya, masing-masing diperingkat 1 dan 2, sebagai saudagar asing terkaya didaratan Tiongkok.
Teddy, pendiri Salim Group, memiliki kekayaan Rp 48 trilyun atau US$3.4 miliar. Ia kini tinggal di Fuzhou, Provinsi Fujian. Sedangkan Elijah tinggal di Shanghai dengan kekayaan US$2.7 miliar. Keduanya mengalahkan 6 orang asing lainnya, yang sama-sama mencari peruntungan dinegeri berpenduduk 1.4 miliar jiwa.
Enam saudagar asing lainnya yang berusaha di Tiongkok : Kieu Hoang dari Vietnam (3), Dan Friss dari Denmark (4), John Oyler dari AS (5), dan Koh Tuck Lye dari Singapora ada di peringkat ke-6.Â
Luxux-Hurun menilai, dengan penduduk 1.4 miliar Tiongkok merupakan pasar potensial bagi perusahaan asing. Walau kompetitif, nyatanya saudagar asing ada yang sukses.
Karakteristik warga Tiongkok tentu beda dengan warga negara lain. Selain gemblengan pendiri RRT Mao Ze Dong saat memerintah dengan tangan besi agar kerja keras dan etos yang tinggi, semangat konfusius juga mempengaruhi. Am Wan Seng, seorang pedagang berpendidikan master di Malaysia menyatakan, kebudayaan Tiongkok itu sudah tua, dan pengalaman berbisnis sangat panjang. Â
Ini sejalan dengan pengamatan Wang Xiang Jun dalam bukunya Menjadi Kaya ala China Modern (2010). Katanya ada 10 teknik utama kelompok bermata sipit ini jika berusaha, yaitu : xiang ren (kepercayaan), kuasai produk dari hulu ke hilir, memancing harimau turun gunung, berani rugi untuk mematikan lawan, selalu berinovasi dan belajar, menghindari bank, modal kembali menjadi modal, shi jian (time is money), belajar dagang sejak mata bisa melihat, serta strategi realistik dan fleksibel.
Wang Xiang Jun menambahkan, bagi saudagar Tiongkok, uang digunakan untuk menghasilkan uang. Kebanyakan yang sukses karena bekerja sedikitnya 18 jam sehari. Kerja keras dan selalu win-win. Pelanggan dibikin senang dan bahagia. Memberikan kesempatan tawar menawar. Memelihara kode etik, untuk menghargai pihak lain. Keuntungan bukan dibelanjakan, melainkan untuk tambahan modal kerja. Lapang dada jika masalah, dan berusaha fokus mencari jalan keluar.