Refleksi Musafir, Minggu, 25 Nopember 2018, bertepatan dengan HBD Chatib Noure Syaher yang sedang menempa diri dan masih nyantri di pesantren ...
Seputar Klaim Zaman Soeharto Enak dan Serba Murah ... Hidup Serba Aman dan Nyaman ... Sebuah Catatan Kritis - Korektif untuk masa depan yang lebih baik ...
Jargon kaum cendekia sering terdengar, "rakyat mencerminkan negaranya", sepertinya sangat mendekati kebenaran adanya.
Betapa tidak ? Inilah yang tercermin saat ini. Ketika data kemajuan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia yang tak beranjak jauh dan membaik, masih di sekitar 110-an dari 180-an negara di dunia yang diakui PBB.
Meski begitu, kini kita patut bersyukur, karena posisi hari ini mengalami kenaikan, setidaknya jika dibandingkan saat Soeharto jatuh tahun 1998, di mana posisi Indonesia pernah ada di peringkat 130-an. Buruknya IPM ini berkorelasi positif dengan cara berpikir dan sudut pandang warganya.
Setidaknya cara berpikir buruk dan terbalik ini merebak di mana-mana, melalui diskusi dan interaksi masyarakat melalui banyak media.WA dan FB sebagian dari media tersebut. Salah satunya melalui media sosial ada tulisan berjudul : "5 Alasan Kenapa Hidup di Zaman Soeharto Lebih Enak".
Entah logika mana yang dipakai si penulis ini, juga si pemosting, sehingga mereka dengan tegar menyebut era Soeharto itu serba enak ? Beberapa contoh yang disebutnya antara lain :
Pertama, masih kuatnya pengagum Soeharto ...
Mereka menyatakan, Soeharto itu sangat dikagumi. Indikasinya kini tersebar stiker dengan gambar yang bertuliskan, "penak zamanku tuh ...?" Stiker dan tulisan tersebut disertai foto Soeharto yang tersenyum lebar.
Salah satu anak Soeharto, Ibu Titiek Soeharto (mantan istri Prabowo) juga dengan lantang menyatakan ada keinginan rakyat Indonesia untuk kembali ke kejayaan era Orde Baru. Tema ini, kontan direspon Mahfud MD dengan menyatakan sulitnya hidup bernegara di era Soeharto.