Mohon tunggu...
M Syarbani Haira
M Syarbani Haira Mohon Tunggu... Jurnalis - Berkarya untuk Bangsa

Pekerja sosial, pernah nyantri di UGM, peneliti demografi dan lingkungan, ngabdi di Universitas NU Kal-Sel

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sah, Pemblokiran Telegram (Facebook, Twitter, Youtube Pun Bisa Saja Diblokir)

16 Juli 2017   20:39 Diperbarui: 16 Juli 2017   23:58 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini bisa dilakukan karena menyangkut kepentingan banyak orang. Namun ia mengakui bahwa untuk membuat server di Indonesia  membutuhkan investasi yang nilainya tidak sedikit. "Mungkin Telegram belum mau (membuka server di Indonesia)," kata Pratama. Kendati begitu, ia setuju dengan keputusan pemerintah yang memblokir Telegram terkait substansi yang ada di platform tersebut. Menurutnya, upaya pemblokiran terhadap Telegram dilakukan untuk menjaga NKRI dari ajakan terorisme di mana pun dan pada media apa pun. Ia juga tak menyangkal, jika Telegram mematuhi apa yang diminta pemerintah Indonesia, blokir Telegram bisa dicabut.

Jalan Terus

Republik Indonesia resmi dideklarasikan 17 Agustus 1945. Sekitar satu bulan lagi, negeri ini memasuki usia yang ke-72. Selama kurang lebih 26 tahun negeri ini dipimpinan salah satu pelaku pendirinya, Ir. Soekarno. Selama memimpin negeri ini, Soekarno dihadapkan dengan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Karenanya konflik sosial dan politik tak henti-henti berkumandang.

Karena dianggap terlibat Gerakan 30 September PKI, Soekarno pun tumbang.  Sejak itu, muncul pemimpin baru, HM Soeharto. Mulanya, tokoh Orde Baru ini dielu-elukan. Sayang, beliau pun terkena virus kekuasaan oleh lingkarannya, maka tokoh ini melangkah jauh, betul-betul semena-mena. Ia ingin berkuasa seumur hidup, dan menjadikan tentara sebagai ujung tombaknya.

Jika tak ada tsunami ekonomi tahun 1997, tentu ia akan berkuasa sampai mati. Tetapi Tuhan berkehendak lain, tak mengijinkan kesewenangan oleh manusia untuk manusia lainnya, maka oleh arus yang deras, bulan Mei 1998 ia harus lengser. 32 tahun ia dan rezimnya menguasasi negeri ini, dengan segala dampak positif dan negatifnya.

Pasca lengsernya Soeharto, Indonesia masuk ke era reformasi. Demokratisasi mulai hidup dan terus bersemayam. Media pun pesta besar. Berita yang dizaman Soeharto tak bisa dimuat, bisa dimuat. Bersamaan dengan itu muncul teknologi modern, media sosial pun bermunculan. Semua orang bisa bikin berita, entah benar atau salah. Ujaran kebencian, permusuhan bisa ditemukan setiap saat. Kata pemerintah, Telegram salah satu yang juga digunakan para pembenci rezim dan negeri ini.

Salahkan pemerintah ? Bisa ya, dan bisa tidak! Jika kaidah agama (Islam) yang kita gunakan, langkah pemerintah Jokowi sudah benar. Di saat penduduk negeri ini belum semuanya dewasa dalam mencerna informasi, maka harus ada koridor untuk menyelematkan negeri ini. Memblokir media-media yang akan merusak kelangsungan negeri ini menjadi pilihan utama, walau dari sisi HAM dan demokratisasi bisa ditolak mentah-mentah.

Tetangga kita Malaysia, saat Mahathir Moehammad berkuasa pernah melakukan hal ini. Tetapi beliau dengan niat yang baik, bukan untuk berkuasa selamanya seperti Soeharto. Nyatanya Malaysia hari ini jauh lebih maju ketimbang Indonesia. Padahal kita tahu, negeri jiran itu pernah belajar dengan Indonesia.

Indonesia sendiri saat ini sudah punya sistem. Jika Jokowi buruk, paling sampai 2019 dia bisa berkuasa. Saat pilpres 2019 bisa ramai-ramai kita kalahkan, jika dia malah membawa negeri ini ke jurang kemungkaran. Misalnya, mengulang sejarah Soeharto memanfaatkan tentara untuk berlaku represif dan otoriter. Atau rakyat yang melawan dibumi hanguskan saja, seperti kasus Tanjung Priok. 

Nyatanya itu tak terjadi. Dalam berbagai kasus, Panglima TNI pun bisa berbeda pandangan dengan Jokowi. Artinya, tak (akan) ada konspirasi untuk merusak demokratisasi yang sudah dibangun selama ini. 

Justru sebaliknya, rezim hari ini adalah untuk menyelamatkan NKRI. Negeri yang dibangun dengan susah payah ini dicoba diselamatkan dari tangan-tangan jahil, yang ingin merusak Pancasila dan UUD 1945. Sampai nanti pada saatnya, negeri ini tak lagi disuguhi dengan informasi buruk, yang suka mengadu domba antara kelompok satu dengan kelompok lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun