Di luar itu semua, semangat untuk mereformasi TNI terus menguat. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ketika ditanya`wartawan terkait adanya anggota TNI yang mau terjun ke politik, dengan tegas dia bilang : “yang bersangkutan harus mundur”, ucapnya.
Menjelang Hari Ulang Tahun TNI tahun ini pun “jenderal berpenampilan tegas” ini berkali-kali dia bilang agar semua anggota TNI untuk selalu konsisten dengan semua aturan dan kesepakatan yang sudah dibangun untuk kemajuan TNI.
Untuk itu, supporting masyarakat sipil menjadi urgent. Komunitas sipil sudah saatnya tidak perlu lagi menggoda-goda anggota TNI untuk terjun ke dunia politik. Ketidak siapan masyarakat sipil (sisa dari era Orde Baru) ternyata masih ada. Sehingga (terkadang), dalam beberapa kali Pilkada dan Pemilu, di negeri ini, selalu saja ada orang TNI (meski sudah pensiun) untuk diajak oleh masyarakat sipil untuk terjun ke dunia politik praktis.
Meski hari ini masih terjadi pro kontra tentang konsep reformasi TNI, tetapi ide ini tidak boleh mandek. Bagi kita masyarakat sipil, tentu besar harapan kepada TNI untuk benar-benar lepas dari urusan politik praktis (yang melibatkan TNI). Tapi bukan berarti militer tunduk di bawah otoritas sipil. Dalam hal ini, adanya reformasi bersama, yang selain mampu menciptakan otoritas sipil yang kuat, militer juga turut serta menciptakan demokrasi yang efektif. Gerakan simultan inilah yang harus dibangun, di mana ada kerjasama sipil militer untuk menciptakan suasana kehidupan masyarakat yang sejahtera, dalam lingkup demokrasi yang paripurna.