Oleh : Kelompok 96
Tingginya prevalensi stunting di Indonesia menjadikan masalah stunting patut mendapat perhatian dari seluruh lapisan masyarakat. Stunting, yaitu kondisi anak yang memiliki tinggi badan lebih pendek dari tinggi normal dari anak seusianya, tentunya dapat dicegah. Demi mewujudkan Kota Surabaya zero stunting, Universitas Airlangga bersama prodi gizi FKM Unair menyelenggarakan BBK Tematik Kampung Emas 2.0 dengan tema "Kampung Emas Madani : Intervensi Hulu dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya" yang merupakan program lanjutan dari KKN Tematik Kampung Emas 1.0 tahun 2022.Â
Kegiatan yang memiliki 3 program yaitu LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah), SBCC-Bestiez (Social Behaviour Change Communication : Bunda Teredukasi Sehat, hebat, Peduli Gizi), dan Formulasi pangan Beriman ini mempunyai tujuan untuk mendukung program SDGs. Program SDGs yang menjadi perhatian yakni Goal 2 yang mengakhiri Zero Hunger dengan fokus tujuan memperbaiki nutrisi, Goal 3 yang menjamin dan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan dengan fokus tujuan layanan Keluarga Berencana, dan Goal 17 yang melakukan kemitraan untuk mencapai tujuan.
Kelurahan Tenggilis Mejoyo merupakan salah satu wilayah sasaran yang berada di Kecamatan Tenggilis Mejoyo yang dibina oleh kelompok 96 beranggotakan 3 orang mahasiswa yang berkolaborasi antar fakultas, yaitu Syarafina Ilma Rahmani dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Aliefia Nabila Putri Pratasya dari Fakultas Ilmu Budaya, dan Salman Allam Muhammad dari Fakultas Psikologi.
Setelah dilakukan analisis situasi oleh kelompok 96 dengan melakukan wawancara kepada sasaran, didapati 1 balita stunting dan permasalahan Anemia dan KEK (Kekurangan Energi Kronis) pada ibu hamil dan calon pengantin di Kelurahan Tenggilis Mejoyo. Selanjutnya kelompok 96 menyelenggarakan kegiatan edukasi dengan melakukan penyuluhan terhadap permasalahan anemia dan memperkenalkan MMN LADUNI kepada sasaran terkait.Â
Anemia hingga saat ini merupakan salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian khusus karena menjadi salah satu faktor terjadinya stunting. Anemia yang umumnya disebut kurang darah atau hemoglobin (Hb) dalam darah berada pada tingkat yang lebih rendah dari batas normalnya. Ibu hamil termasuk kelompok yang sangat rentan mengalami anemia karena meningkatnya kebutuhan tubuh ibu akan zat besi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Hal ini berkaitan dengan risiko terjadinya stunting dimana ketika ibu hamil maupun calon pengantin wanita atau remaja putri mengalami anemia maka akan berdampak terhadap tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, bahkan menyebabkan kematian pada ibu sehingga akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang akan berisiko stunting. Untuk kelompok 96 melakukan penyuluhan mengenai anemia dengan membuat media edukasi sebagai salah satu bentuk upaya untuk mencegah dan mengurangi permasalahan anemia pada ibu hamil terutama calon pengantin yang akan menjadi calon ibu.Â
Selain dengan makan makanan yang bergizi seimbang untuk mencegah anemia, kelompok 96 juga memperkenalkan MMN LADUNI, yaitu produk suplemen atau tablet multivitamin untuk calon pengantin dan ibu hamil yang bertujuan untuk mencegah stunting dan menghindari risiko kurang gizi serta mencegah komplikasi pada kehamilan. Kelompok 96 juga membuat media edukasi dalam bentuk poster saat memperkenalkan LADUNI kepada sasaran yang berisi tentang kandungan, manfaat, cara konsumsi serta efek samping konsumsi LADUNI.Â
Penyuluhan bagi calon pengantin dan ibu hamil terkait dengan stunting ini dilaksanakan pada 28 November 2023 di Pendopo Kelurahan Tenggilis Mejoyo dengan turut serta didampingi oleh perwakilan kelurahan, bidan kelurahan, petugas gizi, dan KSH. Kegiatan ini juga turut melakukan demo masak dengan menampilkan video formulasi pangan untuk memperkenalkan produk lokal unggulan protein hewani sebagai salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mendorong kegiatan DASHAT mencegah stunting.
