Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Tepian Telaga

20 Maret 2023   07:20 Diperbarui: 20 Maret 2023   07:25 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Untuk penaku yang berpostur tinggi
Tetaplah menari seiring langkah kaki
Teruslah berjalan meski kaki terkoyak duri
Tulislah reka rupa warna untuk kanvas pertiwi

Gulungan ombak di pesisir parangtritis
Membesar menerjang karang yang miris
Bukan harapan yang semakin menipis
Saat Baginda Sulaiman menguji Balqis

Keluh kesah teramat membentang panjang
Berdiri di pintu berperisai terpampang
Sudahkah engkau menjadi yang terbuang
Merendapkan duka menjadi pemenang

Bundaku, teramat jiwa kering kerontang
Menahan irama yang berdegup panjang
Menyudahi nafas yang kian terpangkas
Berputar berkeliling dalam laju teratas

Siapkan bekal nak, kata ayahanda
Jangan lupa hingga sisa tenaga, ananda
Sebab segaranya samudra luas nian
Di tepian telaga menanti kedamaian

Banudung, 20 Maret 2023

#Diary_2014
#Antologi_Puisi_Engkaulah_Belahan

Illustrasi: Pena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun