selendang langit telah kubaca Â
aku lletakkan di pelataran senja
aku menuruni terjal bebukitan Â
melewati kanan kiri cadas dan batuan Â
tanpa rintik gerimis dan lagu hujan Â
mengkhayal rupa lamunan pelukanÂ
menulis perjalanan sejarah
sambil memindai dosa-dosa serakah
menyusun baris-baris puisi
dalam detak putihnya cinta suci
buku-buku berserakan
menjadi berkas halaman
tanah tumpah darah kukenang
babad sejarah terus berkembang
Bandung, 18 Desember 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!