Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Termangu

10 Oktober 2016   13:40 Diperbarui: 10 Oktober 2016   13:58 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sementara diam termangu
ketika keluguan dan kebodohan bersatu
saling berhadapan lalu berseteru 

jelas aku termangu
menyaksikan zaman yang terbelenggu
ketika fitnah merajelala bersenyawa dan besatu 

aku masih termangu
meski jejalan dada disesaki rindu
yang menggeliat kuat ditahan waktu 

aku duduk termangu
ketika lambaian rindu menuju ke arahku
untuk meninggalkan dermaga tempat kita bertemu 

aku tetap termangu
saat wajah kusam peradaban dipenuhi debu
dua tanganku tak cukup kuat menghapusnya di wajahmu 

aku termangu
tanganku terus menopang dagu
ketika semua peristiwa dimakan sang waktu 

ditulis di Bandung, 10 Oktober 2016
inspirasi Tanjung Kelayang, Belitung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun