sementara diam termangu
ketika keluguan dan kebodohan bersatu
saling berhadapan lalu berseteruÂ
jelas aku termangu
menyaksikan zaman yang terbelenggu
ketika fitnah merajelala bersenyawa dan besatuÂ
aku masih termangu
meski jejalan dada disesaki rindu
yang menggeliat kuat ditahan waktuÂ
aku duduk termangu
ketika lambaian rindu menuju ke arahku
untuk meninggalkan dermaga tempat kita bertemuÂ
aku tetap termangu
saat wajah kusam peradaban dipenuhi debu
dua tanganku tak cukup kuat menghapusnya di wajahmuÂ
aku termangu
tanganku terus menopang dagu
ketika semua peristiwa dimakan sang waktuÂ
ditulis di Bandung, 10 Oktober 2016
inspirasi Tanjung Kelayang, Belitung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
