entah sudah berapa rindu terserak berkali-kali
menjadi gundukan butir pasir di pesisir pagi Â
menebar dan menuai benih- benih yang mencari Â
lalu tercenung dalam khidmat relaksasi sendiri
gelora dan riak gelombang menyembunyikan misteri
letupan, pukulan dan terjangannya saling mendahului
ada cipta, ada cinta tertumpah dalam riuh nyata sebuah rasa
menerpa dan tegak bertahta di bidang dada senjakala
melalui rintik hujan yang dibalut sunyi Â
semuanya merendapkan masa di sobekan senjahari
hentakan demi hentakan menyeret langkah kaki
melepaskan segala beban perjalanan diri
disaksikan semesta mega berwarna kelabu
aku bercengkrama bersama di madrasah rindu
duhai Tuhan, semoga rindu ini terus tertuju pada-Mu
sehingga seluruh rasa cinta pada-Mu, membelenggu-ku
Bandung, 07 September 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H