Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghitung Pekatnya Warna Dosa

25 Juni 2016   05:52 Diperbarui: 25 Juni 2016   07:25 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: http://www.designsmag.com

patahan lekuk senja menyentuh bilik rasa
rona bianglala memerah meliputi cakrawala
kumandang adzan memanggil membahana
mengantar bahtera menuju samudra cinta

titik embun ikhlas berebut berjatuhan
berlarian menuruni lembah yang lengang
racun bumi menjauh kalah lalu menghilang
diganti dimensi penuh berkah berlimpahan

membasuh malam dengan lipatan hujan
rintik perlahan berjatuhan menggenang
bisik bergumam memadati ruang-ruang
di altar membentang tak berkesudahan

ruang hati yang pekat berlumpur dosa
tak akan sanggup mengendali beban rasa
hati yang selalu mengarah ke kiblat cahaya
akan senantiasa ringan menghadap wajah-Nya

ketika jariku menghitung pekatnya warna dosa
roman wajah pucat pasi menghitamkan rupa
kumohon bantulah hamba faqir-Mu, Ya Tuhan
agar kuku tajamnya tak pernah mencengkram

Bandung, 21 Ramadhan 1437H - 25 Juni 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun