menyeka lekatnya debu yang berjatuhan
bersama kidung malam ketika turun hujan
laku resah insan yang gelisah di ujung zaman
meratapi suhu bumi yang kian hari makin kerontang
semisal padatnya ruang berisi tebaran debu
semuanya terlarut bersenyawa memenuhi waktu
tuliskan riwayat perjalanan dengan perjuangan
agar tersisa bahagia ketika jasad diwafatkan
bersiasatlah selalu dengan si durjana nafsu
ketika kerapkali terseret melalaikan waktu
memalingkan dan memusingkan semua arah darimu
lalu engkau jadi tersesat tak tahu menuju
berlari cepatlah engkau ketika menuju-KU
jangan lagi kau pedulikan tajamnya batu-batu
hilangkan pertimbangan yang kerap membelenggu
sebab ingin KU-berikan cinta sejati padamu
Bandung, 29 Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H