Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Serunai di Bentang Pagi

27 Mei 2016   13:59 Diperbarui: 27 Mei 2016   14:28 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kidung serunai di bentang pagi

nyaring berdenting membuka hari

menyambut senandung dawai-dawai suci 

berirama bergelora tinggalkan sepi

embun berjatuhan menyapa pagi

pertanda tercerabutnya racun bumi

menghias nafas peradaban insani

persembahkan sujud penuh bakti

bergetar lubuk hati di setiap pagi

menghitung debu dosa yang terlalui

terbenam terkaram di semenanjung kini

hempaskan semua di renung diri

tersungkur pundak bahu yang tinggi

tika memilah jejak-jejak keburukan hati

enyahlah tiap prasangka yang meracuni

menghambat perjuangan sikap laku diri

 

tetapkan hati untuk tetap terus berbakti

abaikan semua duri yang terinjak kaki

Tuhanmu tetap menyertai kini dan nanti

hingga engkau raih Ridho-Nya yang sejati

teguhkan hati di hening pagi hari

terus melaju menjalani takdir menapaki

memapah rengkuh sembah bakti insani

menjalani seluruh amanah-Mu Yaa Robbi

Bandung, 27 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun