Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menahan Arus Paham Radikalisme

10 Desember 2016   05:13 Diperbarui: 10 Desember 2016   06:55 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi: ICRP Online.org

Namun kenapa radikalisme tetap saja tumbuh dan berkembang dan lalu melahirkan pelaku kekerasan. Jawabannya adalah kebersamaan melakukan tindakan. Kampus, Sekolah dan Pesantren adalah aset yang sangat berharga untuk bangsa. Di dalamnya berisi calon generasi pemimpin berakhlak mulia. Oleh karena itu sudah sepatutnyalah pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional Budaya dan Pariwisata serta Kementrian Agama bahu membahu melakukan perencanaan, sistem pelaksanaan dan sistem pengawasan pendidikan di area-area tersebut. 

Sedangkan pada tataran legal yuridis, pemerintah melalui DPR memberikan kontribusi cerdas untuk melahirkan produk Undang-Undang dan peraturan turunannya untuk menghambat dan menurunkan kadar radikalisme serta bekerjasama dengan pemerintah daerah agar bahu membahu menciptakan dan membangun rasa nasionalisme yang tinggi, sehingga tidak akan ada lagi muncul teroris teroris baru yang dilahirkan dari paham yang salah.

Satu lagi peran positif dari para penggiat dakwah Islamiyah yang selalu dan tetap bekerjasama mewujudkan kembali tatanan kebangsaan dengan menumbuhkan rasa senasib sepenanggungan sebagai bangsa yang beragam, dengan terus menerus melakukan reformasi ajaran kebenaran yang sudah final sebagai ajaran.

Memang sangat tidak mudah menahan laju paham radikalisme yang muncul dan berkembang di tengah berkecamuknya perang ideologi yang melibatkan banyak negara, namun sebagai bangsa yang besar dan warganya terpilah-pilah dalam kesatuan wilayah pulau-pulau yang tersebar, sudah saatnya melakukan pembenahan dan penataan di semua sektor kehidupan berbangsa dan bernegara, agar negeri yang kaya budaya ini tidak lagi dianggap sebagai salah satu negara penyumbang teroris dunia.

Di samping upaya sebagaimana telah disebutkan di atas, masih terdapat beberapa upaya yang perlu dilakukan dalam rangka menurunkan kadar radikalisme / deradikalisme di kalangan mahasiswa maupuan pelajar sehingga tidak mudah terpengaruhi oleh hasutan / ajakan dari kelompok terorisme, di antaranya  :

Pertama, melalui media. Peran media menjadi hal yang penting sebagai respon dalam menghadapi ancaman asimetris, mempunyai peranan sangat strategis dan efektif yang dapat mempengaruhi, baik situasi nasional, regional maupun internasional diberbagai bidang. Kekuatan media dapat dijadikan alat untuk merubah persepsi, opini dan kontrol sosial yang mengarah kepada kebijakan publik. Dalam hal ini, persepsi dan nilai-nilai yang disampaikan oleh media massa sering kali dianggap sebagai persepsi masyarakat secara keseluruhan. Semakin sering berita tersebut muncul, maka akan semakin besar pengaruh yang akan didapatkan. Melalui berita-berita yang disiarkan, secara tidak langsung telah memberikan referensi kepada masyarakat untuk mempengaruhi keputusan politik, termasuk dalam hal pemberantasan terorisme.

Terkait dengan hal tersebut, maka upaya untuk membendung paham radikal tidak akan berdampak signifikan tanpa bantuan media, baik cetak, elektronik maupun online, karena tanpa kehadiran media, himbauan, fatwa, peringatan dan pemikiran pemangku kepentingan tidak akan ter ekspose ke publik hanya terbatas di kalangan mereka. Media massa merupakan elemen integral dan penting dari masyarakat lokal, nasional, regional, maupun global untuk menyediakan berbagai kebutuhan informasi bagi masyarakat.

Karenanya dalam mengatasi akar terorisme yang bermotif ideologis, doktrinal, serta penyebarannya yang bervariasi, sinergitas lembaga aparat keamanan dibantu dengan peran berbagai pihak, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, tokoh politik, tokoh agama, dan kontribusi dari media sangat diperlukan agar paham radikalisme di masyarakat tidak berkembang menjadi kekuatan yang dapat memecah nkri.

Kedua, dapat dilakukan dalam bentuk “melawan terorisme secara damai”. Cara awal dalam upaya melawan terorisme secara damai adalah dengan mengisi memori kolektif kalangan mahasiswa dan pelajar Indonesia dengan memori kolektif yang dimiliki bangsa indonesia mulai sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan, yaitu : “bangga sebagai bangsa yang merdeka” atas perjuangannya sendiri serta perjuangan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan tersebut. “menggali dan mengembangkan potensi sejarah bangsa indonesia“ menjadi hal utama dari cara awal dalam melawan terorisme secara damai. 

Potensi sejarah bangsa Indonesia penuh dengan dinamika yang patut dibanggakan oleh warganya khususnya oleh kalangan mahasiswa dan pelajar, dan bukan hanya itu saja, perlu menjadi modal dasar yang harus dikembangkan dalam membangun peradaban yang lebih beradab dibandingkan peradaban terorisme. Bukan sekedar di sini saja, namun di mana-mana kita berada perlulah kita ikrarkan “melawan terorisme secara damai”. Apabila terorisme dilawan dengan langkah-langkah teror, maka apalah bedanya dengan teroris yang sedang dilawan tersebut. Cara “damai” lah merupakan langkah yang tepat dalam melawan terorisme agar tidak tumbuh subur bak cawan di musim hujan. Kekerasan terhadap pelaku-pelaku terorisme hanya akan menyuburkan benih-benih terorisme tersebut. 

Bandung, 10 Desember 2016
dipublikasikan juga di blog pribadi: Inspirasi Secangkir Kopi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun