Mohon tunggu...
Syantika
Syantika Mohon Tunggu... Freelancer - Ayo menulis

Menulis ternyata asyik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi Batu Akik

20 April 2015   16:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:52 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Engkaupun tertawa seraya mengeluarkan cincin lainnya dari sakumu

Lalu menaruhnya ditelapak tanganku...

“Bacan, Black Opal Kalimaya, Pancawarna, Red Raflesia...dll .. yang aku lupa namanya...

Pilih, ambilah satu untukmu, katamu sambil tersenyum tulus...

Terima kasih tapi aku tak mau menerimanya sahabat,

Karna ku bukan penggemar akik, batu kali yang mendadak harganya melangit

Disaat kehidupan makin sulit dan pengusaha banyak pailit...

Batu yang banyak dipuja para pria perkasa,

Yang konon memiliki tuah meningkatkan kharisma...

Benarkah itu, hanya para pemujanya yang tahu...

Oh Akik, Batu para dewa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun