Mohon tunggu...
Syania Nur Anggraini
Syania Nur Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

Berusaha untuk terus bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hamparan Wisata Berpadu Alam Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat

28 Juli 2022   06:31 Diperbarui: 28 Juli 2022   06:35 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nuansa pegunungan yang terasa begitu kental di desa Kertawangi ini menjadi daya tarik utama yang patut untuk dikunjungi, menempati lereng gunung Burangrang yang memiliki ketinggian 2.050 meter menjadikan desa ini memiliki suhu yang cenderung rendah, berkisar pada 13-24. Dinginnya udara membawa pada tanaman yang tumbuh lingkungan sekitar, sebab suhu memiliki andil terhadap laju metabolism, respirasi, fotosintesis, serta transpirasi tumbuhan.

            Tumbuhan yang menyinggahi desa Kertawangi ini memiliki beragam jenis, yang diklasiikasikan dalam beberapa bagian, diantaranya yakni yang pertama tanaman pangan berupa tomat, kentang, buncis, brokoli, dan selada. Kedua buah-buahan yang dibudidayakan berupa jeruk, alpukat, mangga, pepaya, pisang, dan jambu air. Adanya beragam tanaman yang dibudidayakan tersebut, kemudian mengundang pola fikir sebagian wara untuk menjadikan hal tersebut untuk menarik minat wisatawan.

            Desa wisata memang dapat disematkan pada desa Kertawangi ini, 19 program wisata tercatat di big farmer, yang program pengembangan serta peningkayan kesejahteraan terhadap para petani juga peternak. Diantara program yang tercatat dan dapat menjadi referensi untuk dikunjungi yakni peternakan kelinci, peternakan sapi, peternakan domba, rumah ular, perkebunan anggur, perkebunan bunga, perkebunan jeruk, perkebunan strawberry, pesona burangrang, TIC (Tourist Information Center), kampung kurang sampah, dusun bambu, natural hill, curug pelangi, curug layung, curug bugbrug, situreret agrowisata, rose farm, dan RTC (River Tubbing Cicakung).

            Wisata-wisata tersebut menunjukkan panorama keindahannya masing-masing. diantaranya wisata Situreret Agrowisata yang terletak di puncak desa Kertawangi ini. Disana menyajikan beberapa spot-spot wisata yang amat sangat estetik, sepertihalnya Family/commucity gathering, outing siswa sekolah, camping, outbound, tracking jalan kaki, lari, sepeda, ataupun sepeda motor, serta memancing ikan, dayung sampan, wisata kuliner, belanja buah, petik buah, dan petik sayur.

            Menikmati hembusan angin dengan mendayung perahu mungil menyusuri danau situreret, syahdu dan penuh akan ketenangan. Cocok untuk metime atau healing kalau bahasa kerennya, tidak diragukan lagi bukan, untuk wisata ini bisa dikunjungi. Disisi lain juga bisa sembari mengedukasi anak dengan belajar tumbuh-tumbuhan secara langsung, sebab disana memang memfasilitasi terkait hal tersebut. Ada kalanya juga bisa dengan berbelanja buah segar dengan memetiknya sendiri, sangat menarik bukan.

            Memberikan edukasi alam terhadap si kecil dapat membantu anak dalam meksplorasi, menumbuhkan kecintaan terhadap alam, peka kepada lingkungan, juga bisa melatih motorik anak. Banyak tanaman yang dapat di explor disana, baik itu tumbuhan lokal maupun manca negara, diantara tanaman yang banyak ditemukan disana yakni berbagai varian pohon jeruk, diantaranya yakni terdapat jeruk lemon dan jeruk limau, adapula pohon jeruk mancanegara, tepatnya negara dimana tempat bunga sakura bermekaran, yakni negara jepang. Jeruk tersebut memiliki banyak perbedaan dengan jeruk lokal, yang mana bentuk buahnya juga tidak bulat sempurna melainkan menyerupai kendi, bijinya yang cenderung sedikit, ukurannya yang lebih besar, sepadan dengan ukuran apel fuji, atau buah pear, rasanya yang segar, tidak jauh beda dengan ciri khas jeruk pada umumnya,  yang ada kalanya manis, bisa jadi juga masam, atau yang berkolaborasi keduanya, jeruk tersebut dijuluki dengan "jeruk dekopon".[1] 

 

Ada pula "jeruk farel" atau yang dikenal juga dengan jeruk keprok chokun, ada juga yang menyebutnya sebagai jeruk madu, jeruk ini berasal dari Thailand, jeruk mungil rasa raksasa, kalimat tersebut cocok disematkan pada farian jeruk farel ini, sebab rasanya yang manis, kulit tipis, sekali makan lansung terngiang. Penanaman yang cenderung mudah, dengan 10 bulan jangka waktu untuk bisa berbuah, dan perawatannya juga bisa dikatakan tidak ribet. Tentu hal tersebut menjadikan banyaknya minat petani dalam membudidayakan jeruk farel ini. Adapun tumbuhan sejenis sayur-sayuran juga ditemukan disana, diantaranya terdapat selada, bunga kol, brokoli, dan lain sebagainya.

 

            Wisata lain juga turut menghiasi panorama desa ini, banyak terdapat air terjun yang berkucuran dari atas ketinggian. Curug pelangi salah satunya, hamparan air dengan terdapat pelangi dibagian tengah yang membentang dari sisi kanan ke sisi kiri, menambah keelokan indahnya pemandangan alam, dengan penuh ketakjuban memandangnya, dengan penuh rasa syukur. Secara tidak langsung membawa diri pada ketenangan jiwa, kesuntukan dan keletihan yang disebabkan oleh aktifitas yang melelahkan seakan musnah mengikuti aliran air yang megalir dari kucuran curug pelangi.

 

            Banyaknya bambu di Desa Kertawangi ini juga turut menjadi inisiatif dalam membangun cagar wisata, wisata alam dengan paduan gaya kemodern-modernan turut melengkapi surga dunianya Indonesia. Disebutnya dengan Dusun Bambu, sebagaimana nama yang disematkan pada wisata ini, banyak hambaran bambuu yang turut menemani disetiap langkah demi langkah. Sebagaimana yang disebutkan, wisata ini juga memadukan nuansa modern juga tradisional tentunya. Nuansa tradisional diperankan disana dengan tersedianya restoran berbentuk saung-saung, yang menempati disetiap tepi-tepi danau. Sudah terbayangkan bukan, bagaimana indahnya, dan tenangnya pemandangan disana, adanya perahu menjadi nilai plus yang turut menghiasi pemandangan menjadi semakin elok.

 

            Nuansa kemodernan yang kental diterapkan pada restoran dan caffe-caffe diantaranya terdapat Burangrang Dapur Indonesia, Dusun Bambu Ngampar, Purbasari, Walisi By Me, dan masih banyak lagi. Perut keroncongan sebab perjalanan mengelilingi panorama dusun bamboo terjawabkan dengan pilihan menu yang berfariasi, dan nuansa yang berbeda-beda dari caffe atau resto yang membentang beberapa sudur jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun