Proses yang ditempuhnya di 2022 ini bisa dikatakan mudah dan dengan waktu yang terstruktur, pasalya usaha ini telah dirintis tujuh tahun silam,Â
dan bagusnya pengaturan waktu mulai dari pembibitan hingga masa panen, dituliskan dengan jelas, sehingga hal tersebut dapat membantu memudahkan dalam mengontrol seberapa hasil panen yang dapat dipasarkan, hal tentu sangat membantu menstabilkan pengolahan keuangan, dan meyakinkan konsumen akan kekonsistenan pabrik yang dapat menghasilkan pupuk sesuai kebutuhan.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses pengembangbiakan hingga masa panen terlebih masa pemasaran pun tentu dihadapi seiring berjalannya waktu, salah satu yang dihadapi yakni tatkala musim hujan, yang mana hal tersebut dapat mempengaruhi daya tumbuh kembang cacing, sebab kadar air yang tercampur ke olahan media biak yang berlebihan, sehingga mengakibatkan cacing bertubuh kurus, dan hasil panen pun menurun.
Pandemi Covid beberapa bulan lula juga menjadi salah satu dampak negatif bagi ibu Fatimah, pasalnya penjualan juga mengalami penurunan, dengan produksi yang masih harus berjalan, dan karyawan yang juga masih harus dipekerjakan menjadikan ibu Fatimah gundah gulana akan keberlangsungan pabrik pupuk vermicompost tersebut.Â
Namun hal tersebut tidak  menyurutkan semangat ibu Fatimah untuk terus menjalankan usaha ini, dan pada akhirnya kegigihannya dalam mempertahankan usaha tersebutpun terbuktikan dengan semakin berkembangnya usaha hingga manca daerah, dan semakin tinggi pula hasil panen yang didapatkan.
Siklus limbah yang digunakan berupa kotoran sapi dan bablog bekas panen jamur pun dapat membantu dalam menguraikan sampah menjadi olahan yang berguna bagi lingkungan, sehingga menghasilkan kemanfaatan yang berlipat ganda tentunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H