Ketimpangan dan kesenjangan bukan hanya terjadi pada ruang lingkup sosial saja, namun juga terjadi pada ruang lingkup pendidikan juga. Seperti hal nya yang terjadi pada Indonesia, yang merupakan Negara dengan jumlah peserta didik yang paling banyak menurut Badan Pusat Statistik. Namun pada sisi lain pendidikan di Indonesia tidak ditunjang dengan fasilitas yang memadai secara merata, sehingga menyebabkan perbedaan kualitas pendidikan tiap daerah.
Padahal pendidikan formal merupakan awal dari proses stratifikasi sosial, hal ini didukung oleh adanya pola perjalanan sekolah anak yang berbeda dari kalangan keluarga mampu dan miskin.
Bahkan  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terdahulu Bapak Muhadjir Effendy pun mengakui Indonesia masih menghadapi ketimpangan dalam bidang pendidikan seperti yang dikutip dalam Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Banyak faktor yang mempengaruhi ketimpangan sosial di bidang pendidikan seperti, kualitas lingkungan sekolah yang meliputi masyarakat dan lingkungan sekitar yang mendukung seorang anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas terbatas karena banyak pengajar yang kurang berkompeten, budaya masyarakat sekitar, bahkan akses menuju ke sekolah merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap peserta didik.
Kualitas lulusan juga mempengaruhi kesempatan wilayah tersebut untuk menjadi berkembang dan sejahtera. Kualitas pendidikan yang mencakup ketersediaan fasilitas pendidikan, perbandingan antara banyak jumlah guru dan siswa, serta kualitas guru tersebut pun harus dipertimbangkan lagi. Serta luas wilayah Indonesia dan terpisah oleh jarak antara pulau satu dan yang lainnya juga menyebabkan ketidakmerataan pendidikan di Indonesia.
Ini merupakan sebuah PR besar bagi  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nadiem Anwar Makarim yang diberikan tanggung jawab menyelesaikan masalah ketimpangan pendidikan, namun beliau tidak bisa sendiri menanganinya.
Mahasiswa sebagai garda terdepan dalam berupaya untuk menanggulangi masalah ketimpangan dalam ruang lingkup pendidikan ini, seperti contoh dengan melakukan kegiatan kesukarelawanan yang tergabung dalam gerakan Indonesia Mengajar dan masih banyak yang lainnya. Dengan tujuan agar semua anak berkesempatan untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang layak seperti daerah-daerah maju lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H