Mohon tunggu...
Syanando Adzikri
Syanando Adzikri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Ingin mencari dan menshare ilmu + gagasan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sinkretisasi Aliran Kebatinan Pada Ajaran Islam di Nusantara

1 Agustus 2024   14:03 Diperbarui: 1 Agustus 2024   14:05 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi: sebagai pemanis

Mereka cenderung menggunakan aqidah Hululiyah (Wujudiyah) yang keliru. Sudah jelas Allah berfirman:

Laisa Kamistlihii Shai' wa Huwa as-Samii' al-Bashiir.

"Tidak ada sesuatu pun yang Serupa dengan-Nya, Dan Dia-lah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Apalagi di dalam surah Al-Ikhlas sudah jelas menyatakan bahwa Allah tidaklah setara dengan makhluknya.

Istilah Islam dirusaknya dan ditafsirkan sesuai kehendak pribadi. Ibadah dirubah tata caranya. Malah diadakan shalat daim, dengan dalih gak usah sholat toh yang penting batinnya yang sholat. Padahal Nabi Muhammad saw saja, orang yang paling bertaqwa, tetap melakukan shalat sebagaimana yang telah ditentukan syari'at.

Mereka pun ngawur dalam menafsirkan Al-Qur'an. Tidak lain, kebatinan merupakan aliran yang ada karena gengsi terhadap ajaran Islam. Kaum priyayi gengsi kepada ulama' seperti Walisongo yang memiliki pengaruh dalam masyarakat.

Tidak hanya terjadi di Jawa saja, di seluruh tanah air pun terkena dampak kebatinan. Memang watak masyarakat Nusantara sudah lama menganut sistem Animisme dan Dinamisme. Sehingga tidak heran jika terjadi hal tersebut.

Di dunia Islam yang lain, sinkretisasi antara kebatinan dan Islam juga ada, seperti di negeri Persia (Iran) dan Syam, terdapat aliran Druze, di India terdapat aliran Sikh yang dibawa oleh Guru Nanak, seorang antek Kolonial Inggris.

Intinya sangat disayangkan dari kaum kebatinan, yaitu sinkretisasi agama, yang demikian itu malah membuat rusak ajaran agama. Ajaran agama semuanya itu bukan rujak yang bisa dicampur apa saja. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun