Mohon tunggu...
Maratun sholikha
Maratun sholikha Mohon Tunggu... Freelancer - Alhamdulillah

Pemula memulai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ceritaku Hari Ini

5 Oktober 2019   08:40 Diperbarui: 5 Oktober 2019   08:53 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

J Memang betul sekali, sesuatu yang positif akan menginfluens....menyebar positif juga ke semua antero.

Saat kita suguhkan senyum akan berbalas senyum juga. Indah ya....?
Dulu masanya sekolah, tiap mau berangkat selain salim dan pamitan ada lah kebiasan lain yang sepertinya wajib untuk anak sekolah, entah siapa yang mewajibkan tapi itu ada di tiap rumah yang tiap pagi ada anggotanya yang sekolah. Apa ya?

Ya....."saku....." , bu....pak.... sakunya? sambil mengulurkan tangan, mata dikedip-kedipin, badan digoyang-goyangin dan suara yang biasanya dilembut - lembutin, atau cemberut merajuk, atau disertai narasi panjang kalau hari ini ada jam tambahan, ada jam olah raga, latihan upacara atau semacemnya sebagai proposal agar sakunya ditambah dari yang biasanya diberikan.

Ada juga malah orang tua yang berinisiatif menanyakan, mungkin karena kebiasaan si anak yang kadang lupa membawa apa-apa yang seharusnya di bawa, termasuk uang saku. 

Karena di dalam uang saku ini banyak peruntukannya sebenernya, selain buat jajan nantinya di sekolah, juga buat tranport misalnya, uang makan siang, secara sekolah sekarang sampai sore bahkan kadang lewat maghrib. Jadi dirasa perlu untuk mengingatkan, "nak....uang sakunya sudah di bawa?.

Dan sepertinya kebiasaan itu pun lestari sampai sekarang. Sekarang saya pun sudah dianugrahi dua putri yang sangat istimewa. Sang kakak kelas 4 dan si Adek kelas 2. 

Mereka sekolah di SDIT, di mana tiap harinya sudah mendapatkan snack dan makan siang. Namun tak berarti murid-murid tak diperbolehkan memawa atau membeli makanan. 

Pihak sekolah pun menyediakan minimart yang menyediakan berbagai perlengkapan sekolah, atk, juga tak ketinggalan makanan kecil. Karena sekolah memiliki jam KBM yang panjang sampai sore juga.

Entah dulu mengawalinya bagaimana, pihak sekolah membatasi murid - murid kelas bawah hanya diperbolehkan membawa uang saku tidak boleh lebih dari Rp. 3000. 

Di tiap kelas ada kotak infaq yang dipetuntukan untuk keperluan kelas, dan tiap jumat pagi ada kotak infaq di samping masjid yang biasanya dipake untuk tempat penyambutan murid-murid yang datang saat berangkat sekolah, oleh guru-guru dan yayasan yang bertugas setiap harinya.

Pekan pertama masuk sekolah di peruntukan untuk orientasi sekolah, hanya sampai selepas dhuhur, jadi anak - anak pulang lebih awal, tidak sampai sore. Saya pun berinisiatif membawakan Kakak yang menurut saya itu sama seperti jamannya saya sekolah " uang saku". 

Sesuai anjuran dari sekolah Rp. 3000,-. Dari senin - kamis uang saku ini masih utuh, mungkin karena masih full kegiatan orientasi, karena selama orientasi anak - anak dibuat kelompok - kelompok dengan kakak-kakak kelasnya jadi terabaikan untuk urusan jajan-jajanan.

Saat di jemput pulang hari jumatnya, si kakak menunjukan stiker bergambar burung tulisan burung, bahasa arabnya burung dan tulisan jujur, cerdas, mandiri, santun. Saya tanya "dari mana ini kak stikernya". 

Si kakak menjawab " tadi kakak infaq di depan terus di kasih itu, bagus ya bunda" , " besok kakak mau infaq lagi, kakak mau stikernya yang gambar kupu-kupu sama pony bunda, infaqnya dua ya", saya bilang "ok"

Bisa jadi berawal dari sini, dari keinginan si kakak yang menunggu dari hari jumat sampai senin pagi untuk bilang " bunda minta buat infaq" termotifasi akan mendapatkan stiker yg lucu dan mengedukasi. Daaaan sampai hari ini tadi kakak sama adek pun sebelum berangkat tetep minta uang dengan bahasa yang sama " bunda infaqnya".

Ustadz somad mengingatkan, jangan belajar hanya dengan datang mendengar dari tausiah - tausiah, buku-buku saja, tapi dari mata juga, dari yang kita liat di sekitar kita, Alloh suguhkan begitu banyak Ilmu yang bisa kita pelajari dan ambil.

Dari Rp.3000,- sekarang saya naikan jadi Rp. 4.000,- ini fluktuatif, kadang habis, kadang sisa juga kadang utuh. Tapi setiap kali pulang mereka LPJ dari yang mereka terima paginya. " bunda uang ku habis, td infaq kelas, infaq luar sama jajan ini", " bunda uangku sisa, tadi g jajan atau tadi g infaq" plus alasan kenapa tidak jajan atau tidak infaqnya. "bunda uangku utuh". 

Jika utuh berarti tak jajan dan tak infaq. Salutnya jika tak jajan kemaren, tidak lantas besoknya jajan doble, tapi klo tak infaq besoknya mereka merapel infaqnya.

Lantas bagaimana dengan saya? apa yang selama ini saya jalankan? mereka cerdas sekali memanfaatkan apa yang mereka peroleh, ke pos - pos yang tepat, infaq untuk masa depan mereka kelak, dan mereka tertibkan tiap harinya, jajan untuk kebutuhan mereka saat ini, juga mereka belajar menyisihkan dari yang sisa untuk tabungan, dan tidak lupa laporan pertanggung jawaban tiap hari juga. Lalu selama ini apa yang saya liat.....? biasa aja lewat tanpa kesan?

Subhanalloh......sibuk apa saya selama iniiii?. Kata infaq yang tiap pagi anak - anak sampaikan, adalah teguran, pelajaran juga motivasi dahsyat untuk saya. Agar mengolah apa yang telah dititipkan ke saya dengan bijak dan cerdas supaya tepat dan bermafaat dan dapat dipertangungjawabkan kelak.

Karena infaq dan shodakoh ini luas sekali cakupannya, tapi landasannya hanya satu yaitu ikhlash. Mungkin bisa jadikan renungan, apa yang kita rasakan saat kita kasih uang ke anak - anak.  " nak ini uang sakunya" atau saat diminta " bun uang sakunya mana?" coba bandingkan dengan " nak ini infaqnya" atau " bun infaqnya blm".

Akan ada rasa dan juga aura yang sangat berbeda dari keduanya. Beban yang berbeda, harapan yang berbeda. Ada sesuatu yang lebih bermakna.

Semoga telat menyadari lebih baik dari pada tidak sadar sama sekali. Terhitung 3,5 tahun kebiasan ini berjalan, tapi baru hari ini bisa mentafakurinya. Tentunya pelajaran berharga buat saya pribadi, yang tiap pagi di ingatkan, tapi tidak menyadarinya. 

Virus yang anak-anak sebar baru hari ini menginfeksi saya, selama ini saya terlalu kuat antibodi sombongnya. Astaghfirullohal 'Adhiim,  laa haula wa laa kuwwata illa billaah.

Semoga kakak adik ini terus berproses, kelak menjadi kholifatu fil Ardli yang rohmatan lil alamin, amin,amin ya Alloh.


Terima kasih sudah membacanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun