Mohon tunggu...
Maratun sholikha
Maratun sholikha Mohon Tunggu... Freelancer - Alhamdulillah

Pemula memulai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ceritaku Hari Ini

5 Oktober 2019   08:40 Diperbarui: 5 Oktober 2019   08:53 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sesuai anjuran dari sekolah Rp. 3000,-. Dari senin - kamis uang saku ini masih utuh, mungkin karena masih full kegiatan orientasi, karena selama orientasi anak - anak dibuat kelompok - kelompok dengan kakak-kakak kelasnya jadi terabaikan untuk urusan jajan-jajanan.

Saat di jemput pulang hari jumatnya, si kakak menunjukan stiker bergambar burung tulisan burung, bahasa arabnya burung dan tulisan jujur, cerdas, mandiri, santun. Saya tanya "dari mana ini kak stikernya". 

Si kakak menjawab " tadi kakak infaq di depan terus di kasih itu, bagus ya bunda" , " besok kakak mau infaq lagi, kakak mau stikernya yang gambar kupu-kupu sama pony bunda, infaqnya dua ya", saya bilang "ok"

Bisa jadi berawal dari sini, dari keinginan si kakak yang menunggu dari hari jumat sampai senin pagi untuk bilang " bunda minta buat infaq" termotifasi akan mendapatkan stiker yg lucu dan mengedukasi. Daaaan sampai hari ini tadi kakak sama adek pun sebelum berangkat tetep minta uang dengan bahasa yang sama " bunda infaqnya".

Ustadz somad mengingatkan, jangan belajar hanya dengan datang mendengar dari tausiah - tausiah, buku-buku saja, tapi dari mata juga, dari yang kita liat di sekitar kita, Alloh suguhkan begitu banyak Ilmu yang bisa kita pelajari dan ambil.

Dari Rp.3000,- sekarang saya naikan jadi Rp. 4.000,- ini fluktuatif, kadang habis, kadang sisa juga kadang utuh. Tapi setiap kali pulang mereka LPJ dari yang mereka terima paginya. " bunda uang ku habis, td infaq kelas, infaq luar sama jajan ini", " bunda uangku sisa, tadi g jajan atau tadi g infaq" plus alasan kenapa tidak jajan atau tidak infaqnya. "bunda uangku utuh". 

Jika utuh berarti tak jajan dan tak infaq. Salutnya jika tak jajan kemaren, tidak lantas besoknya jajan doble, tapi klo tak infaq besoknya mereka merapel infaqnya.

Lantas bagaimana dengan saya? apa yang selama ini saya jalankan? mereka cerdas sekali memanfaatkan apa yang mereka peroleh, ke pos - pos yang tepat, infaq untuk masa depan mereka kelak, dan mereka tertibkan tiap harinya, jajan untuk kebutuhan mereka saat ini, juga mereka belajar menyisihkan dari yang sisa untuk tabungan, dan tidak lupa laporan pertanggung jawaban tiap hari juga. Lalu selama ini apa yang saya liat.....? biasa aja lewat tanpa kesan?

Subhanalloh......sibuk apa saya selama iniiii?. Kata infaq yang tiap pagi anak - anak sampaikan, adalah teguran, pelajaran juga motivasi dahsyat untuk saya. Agar mengolah apa yang telah dititipkan ke saya dengan bijak dan cerdas supaya tepat dan bermafaat dan dapat dipertangungjawabkan kelak.

Karena infaq dan shodakoh ini luas sekali cakupannya, tapi landasannya hanya satu yaitu ikhlash. Mungkin bisa jadikan renungan, apa yang kita rasakan saat kita kasih uang ke anak - anak.  " nak ini uang sakunya" atau saat diminta " bun uang sakunya mana?" coba bandingkan dengan " nak ini infaqnya" atau " bun infaqnya blm".

Akan ada rasa dan juga aura yang sangat berbeda dari keduanya. Beban yang berbeda, harapan yang berbeda. Ada sesuatu yang lebih bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun