Mohon tunggu...
Syam Hasan
Syam Hasan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Menilik Obligasi, Solusi Sumber Pembiayaan untuk Mempercepat Program Pembangunan Nusantara

15 Desember 2017   07:40 Diperbarui: 15 Desember 2017   08:29 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun pemerintah memiliki resiko bangkrut lebih kecil (dikarenakan pembayaran bunga yang jatuh tempo dapat menggunakan APBD) dibandingkan perusahaan, namun tidak menutupi kemungkinan kebangkrutan ini, seperti contohnya adalah kasus kebangkrutan Negara Yunani beberapa tahun yang lalu.

Sehingga, strategi yang cocok untuk penerapan obligasi ini adalah dengan penetapan waktu jatuh tempo yang lebih singkat serta pemilihan pasar primer dibandingkan dengan sekunder. Waktu jatuh tempo pembayaran obligasi yang normal bervariasi, dari dibawah 1 tahun, 1 sampai 5 tahun, diatas 10 tahun, bahkan diatas 40 tahun (seperti kasus pembiayaan pembangunan Golden Gate Bridge), namun alangkah lebih baik jika waktu jatuh tempo pembayaran obligasi lebih singkat dan tidak memakan waktu yang lama, karena semakin lama waktu tempo pembayarannya, maka jaminan obligasinya akan semakin rendah (resiko maturitas) jaminan semakin tinggi jika waktu tempo semakin sedikit, dikarenakan kemungkinan obligasi berpindah tangan, hingga kestabilan politik dapat terjamin dengan baiK. Pemilihan pasar primer sebagai pasar obligasi juga dikarenakan faktor pembeli obligasi yang lebih ramai di pasar primer, seperti pasar modal, dibandingkan dengan pasar sekunder. Karena berbeda dengan pasar sekunder saham, pasar obligasi tidak terlalu ramai dan sepi peminat sehingga menyulitkan penerbit obligasi (Pemprov Jateng) dalam mencari calon pemegang obligasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun