Mohon tunggu...
Syamsu Rizal
Syamsu Rizal Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Belajar

Aku terlambat menyadari bahwa literasi dapat membuat manusia menjadi berisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tukang Teriak

12 Oktober 2021   00:45 Diperbarui: 12 Oktober 2021   02:16 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahi mengerut seraya telinga ditutup
Reaksi mereka kala udara sangat dalam kuhirup
Sebagian menganga seraya mata penuh murka
Reaksi mereka kalaku mulai bersua

Tak sedikit dari mereka yang bertanya, mengapa?
Padahal lebih indah bersua dengan cara biasa, sambung mereka.
Duduk bersila seraya kopi ku seruput
Reaksiku sebelum menyahut

Perlahanku sahut hingga larut
Reaksiku membawa mereka terhanyut
Dengan tenang, ku jawab mengapa tidak?
Bukankah ini seni?
Lebih tepatnya berteriak dengan seni

Salam Teriak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun