Dahi mengerut seraya telinga ditutup
Reaksi mereka kala udara sangat dalam kuhirup
Sebagian menganga seraya mata penuh murka
Reaksi mereka kalaku mulai bersua
Tak sedikit dari mereka yang bertanya, mengapa?
Padahal lebih indah bersua dengan cara biasa, sambung mereka.
Duduk bersila seraya kopi ku seruput
Reaksiku sebelum menyahut
Perlahanku sahut hingga larut
Reaksiku membawa mereka terhanyut
Dengan tenang, ku jawab mengapa tidak?
Bukankah ini seni?
Lebih tepatnya berteriak dengan seni
Salam Teriak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H