Lembaga keuangan yang terlalu bergantung pada satu jenis pinjaman atau sektor tertentu lebih rentan terhadap kredit bermasalah. Diversifikasi portofolio kredit yang tidak memadai meningkatkan risiko sistemik ketika satu sektor menghadapi krisis. Misalnya, bank yang sangat bergantung pada pinjaman properti mungkin menghadapi masalah jika pasar properti mengalami penurunan tajam.
Faktor Eksternal
- Kondisi Ekonomi Makro
Perubahan dalam kondisi ekonomi, seperti resesi atau perlambatan pertumbuhan ekonomi, memiliki dampak besar pada kemampuan peminjam untuk membayar kembali pinjaman mereka. Selama masa resesi, tingkat pengangguran meningkat, pendapatan menurun, dan banyak bisnis mengalami penurunan permintaan. Semua faktor ini meningkatkan risiko kredit bermasalah karena peminjam tidak mampu memenuhi kewajiban mereka.
- Fluktuasi Nilai Aset
Nilai aset yang digunakan sebagai jaminan kredit dapat berfluktuasi secara signifikan, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil. Penurunan nilai properti, saham, atau komoditas yang dijadikan jaminan meningkatkan risiko kredit bermasalah karena nilai jaminan tidak lagi mencukupi untuk menutupi jumlah pinjaman yang belum dibayar.
- Perubahan Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah yang mendadak atau tidak stabil dapat menciptakan ketidakpastian bagi peminjam dan lembaga keuangan. Misalnya, perubahan regulasi suku bunga, kebijakan perpajakan, atau peraturan pinjaman dapat mempengaruhi kemampuan peminjam untuk membayar utang mereka. Kenaikan suku bunga yang tiba-tiba dapat meningkatkan beban pembayaran bunga, sementara perubahan pajak dapat mengurangi pendapatan bersih yang tersedia untuk melunasi utang.
Faktor Sosial dan Demografis
- Perubahan Demografi
Perubahan dalam struktur demografi, seperti penuaan populasi atau penurunan jumlah angkatan kerja, dapat mempengaruhi stabilitas keuangan. Populasi yang menua mungkin memiliki pendapatan tetap yang terbatas, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk membayar utang. Penurunan jumlah angkatan kerja dapat mengurangi basis peminjam yang produktif dan meningkatkan risiko kredit bermasalah.
- Krisis Kesehatan dan Bencana Alam
Peristiwa tak terduga seperti krisis kesehatan global (seperti pandemi COVID-19) atau bencana alam dapat mengganggu ekonomi dan mempengaruhi kemampuan peminjam untuk membayar utang. Krisis kesehatan dapat menyebabkan peningkatan pengeluaran medis dan penurunan pendapatan akibat pengangguran atau penutupan bisnis. Bencana alam dapat merusak infrastruktur dan properti, yang mempengaruhi stabilitas keuangan peminjam dan lembaga keuangan.
Dampak dari Kredit Bermasalah
Kredit bermasalah atau non-performing loans (NPLs) memiliki dampak signifikan terhadap stabilitas keuangan secara umum. Berikut merupakan beberapa dampak utama yang diakibatkan oleh kredit bermasalah terhadap stabilitas keuangan:
- Kerugian Finansial bagi Lembaga Keuangan
Kredit bermasalah mengakibatkan kerugian langsung bagi lembaga keuangan karena mereka tidak menerima pembayaran pokok dan bunga yang diharapkan. Untuk mengatasi potensi kerugian ini, lembaga keuangan harus menyisihkan cadangan kerugian, yang mengurangi likuiditas dan modal yang tersedia untuk pinjaman baru. Kerugian finansial yang besar dapat mengganggu operasi sehari-hari lembaga keuangan, mengurangi profitabilitas, dan meningkatkan risiko kebangkrutan.
- Pengetatan Kondisi Kredit