Mohon tunggu...
Arif
Arif Mohon Tunggu... -

Tenaga Pengajar, Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gebyar Bumiayu Fair: Ajang Kebanggaan Produk Lokal?

16 Juli 2011   14:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:37 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gebyar Bumiayu Fair yg kita kenal GBF mudah-mudahan bukan gebyar "Blue Film", yang menampilan keseronokan parsial "perekonomian lokal". melainkan betul-betul menjadi gebyar yang memiliki esensi pengembangan ekonomi masyarakat untuk mencapai kesejahteraan.

GBF sudah semestinya menjadi pameran Budaya Produk Lokal. sehingga produk-produk lokal tidak hanya dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakt sekitar, akan tetapi bisa dilirik dan berharap besar laku dipasar nasional pun Internasional.

GBF selayaknya memprioritaskan produk lokal yang berhasil menembus pasar Internasional. semisal Terbang, dengan tujuan akan mampu melebarkan pasarnya ke Negara-negara yang belum mengkonsumsi. sehingga fungsi dari GBF menjadi ajang pameran kebanggan produk lokal.

Produk-produk lokal yang mampu menembus diberi kelonggaran yang bisa berupa tidak dipungut biaya sewa tempat atau bayar hanya 50%.

Hal ini dilakukan untuk memicu produk lokal yang lain agar terpacu memperkenalkan kwalitas produknya dan dikonsumsi oleh orang luar. jadi kita tidak hanya dijadikan objek, atau konsumen bagi negara-negara produsen. melainkan kita juga bisa menjadi negara produsen.

alih-alih penulis jadi ingat sebuah anekdot yang mengatakan; "orang luar bingung bagaimana membuat handphone, sementara orang Indonesia justru bingung menggunakan handphone".

Apalagi kalau ketika romantisisme berpikir kita mengingat-ingat kata-kata "Gemah ripah Loh Jinawi". oh alangkah indahnya. Ironisnya kata-kata tersebut sepertinya hanya retorika yang menjadikan masyarakat celaka, malas berusaha karena sudah pasrah apa adanya, "nrimo ing panggon".

Usul dibuat blok-blok juga penting, ini akan mempermudah pendatang/pelanggan mencari barang yang dicari.

GBF juga perlu memamerkan produk kesenian lokal seperti terbang kencer, Sintren (yang sepertinya punah) dan lain-lain yang perlu digali.

Bahkan GBF juga perlu menampilkan seni sastra, untuk merangsang karya seni sastra yang ada di Brebes Selatan.

Semestinya Pemkab juga membuat analisa atas keberadaan Gebyar yang ada di Kab Brebes, tak terkecuali Gebyar Bumiayu Fair, dimana kegiatan tersebut juga sebagai ajang wisata masyarakat.

Apa tidak sebaiknya acara Gebyar yang rutin tahunan dilokalisir dan dijadikan sebagai "Wisata Taman Rakyat" sebagaimana yang ada di Kota Malang Jawa Timur.

disamping Bumiayu adalah kota perdagangan, hampir aktifitas perdagangan tidak meneganl waktu, sehingga sangat minim waktu untuk bisa berwisata. dan ketika sekali-kali berwisata mereka ke luar kota. mungkin akan mampu menjawab kejenuhan masyarakat yang setiap hari harus dihadapkan dengan kerja-dan kerja.

bagaimana Pemkab?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun