Kita akan membahas sedikit mengenai perihal tersebut, mengapa perempuan masih menghadapi diskriminasi di dunia kerja? Â Tapi sebelum itu kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai kesetaraan gender, apa sih kesetaraan gender itu? Kesetaraan gender adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan. Ini berarti tidak ada diskriminasi berdasarkan jenis kelamin.
Mungkin ada beberapa faktor yang menjadikan perempuan masih menghadapi diskriminasi di dunia kerja yaitu:
* Stereotipe gender: Anggapan bahwa pekerjaan tertentu lebih cocok untuk laki-laki dan sebaliknya.
 * Ketidaksetaraan dalam pengambilan keputusan: Kurangnya representasi perempuan dalam posisi kepemimpinan.
 * Beban ganda: Perempuan seringkali harus memikul tanggung jawab pekerjaan dan rumah tangga.
Kesetaraan gender sulit di realisasikan karena adanya budaya patriarki dan miskonsepsi tentang kepemimpinan. Budaya patriarki yang sudah berakar kuat sejak zaman dahulu dan di wariskan secara turun temurun, membuat laki-laki merasa superior di bandingkan perempuan.Â
 Permasalahan ini terjadi ketika adanya ketimpangan keadaan antara kedudukan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya dengan adanya perbedaan peran, atribut, sifat, sikap dan perilaku yang tumbuh dan berkembang dalam kelompok sosial masyarakat.
Diskriminasi gender terjadi ketika seseorang diperlakukan secara tidak setara atau tidak menguntungkan berdasarkan jenis kelaminnya, tetapi tidak harus dalam bentuk seksual.
beberapa contoh diskriminasi yang sering terjadi:
 * Diskriminasi berdasarkan ras dan etnis: Perlakuan tidak adil karena perbedaan warna kulit, asal-usul, atau suku bangsa. Contoh: Penolakan pekerjaan karena berasal dari etnis tertentu.
 * Diskriminasi gender: Perlakuan tidak sama antara laki-laki dan perempuan. Contoh: Upah yang lebih rendah untuk pekerjaan yang sama.
Perbedaan peran serta fungsi antara laki-laki dan perempuan kerap memicu perilaku diskriminatif bagi salah satu golongan. Tak sedikit orang yang mengalami ketidakadilan gender di tempat kerja, kampus, atau bahkan di lingkungan keluarga sendiri.
Meski bisa terjadi kapan saja dan dalam situasi apa pun, diskriminasi gender dapat jelas terlihat dalam dunia kerja. Contoh diskriminasi gender misalnya, ada perusahaan yang secara sadar dan sengaja menggaji karyawan laki-laki dengan upah lebih tinggi ketimbang karyawan perempuan.
Lalu, kondisi seperti apa yang dapat dikatakan adanya keadilan gender? Terwujudnya kesetaraan gender ditandai dengan perilaku adil antara perempuan dan laki-laki.
Dengan demikian, kedua kaum tersebut memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan sesuatu atau berpartisipasi dalam hal apa pun. Misalnya, nominal gaji karyawan didasarkan pada kinerja, jabatan, atau lama masa kerja, bukan gender atau jenis kelamin.
Konteks Sosial yang Lebih Luas
Ketika ketidaksetaraan gender di tempat kerja terjadi, ada pula konsekuensi sosial budaya. Diskriminasi dapat memperparah perpecahan dalam masyarakat dan menghambat pertumbuhan pribadi atau profesional. Diskriminasi juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan ketidaksetaraan pendapatan antara kelompok gender.
Lalu bagaimana agar tidak terjadi diskriminasi gender,setidak nya mencegah adanya diskriminasi gender? Â Pada dasarnya, ada beberapa cara untuk menghindari terjadinya diskriminasi, diantaranya: Menjunjung Tinggi Hak Asasi Manusia. Meningkatkan Jiwa Persatuan dan Kesatuan.
Dalam kutipan buku milik Ahmad saebani dalam ilmu sosial dasar tertulis bahwasanya daya saing dan rasa permusuhan dasar yang di timbulkan oleh kultur modern menyebabkan perasaan terpisah,hal ini lah yang menjadikan adanya pengabaian, penolakan dan diskriminasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H