Beberapa teman nampak gembira dan bersemangat memilih dan mengumpulkan telur sebutir demi sebutir yang berukuran besar ke dalam keranjangnya. Mereka rata-rata membeli 1 rak dengan harga Rp. 40.000.
Aktifitas ini dilakukan di sela kunjungan Monitoring Penyelenggaraan Penyuluhan di kelompok Ternak Ma’minasae yang terletak di Kelurahan Laikang, Kecamatan Biringkanayya, Kota Makassar.
Mereka dengan antusias berbelanja. Berbelanja yang berbeda dengan yang dilakukannya selama ini. Berbelanja hari ini dilakukan bukan karena pasar atau minimarket yang menjual telur jauh dari rumahnya, bukan karena persediaan telur di dalam lemari es yang sudah menipis, dan bukan juga karena selisih harga di pasar yang lumayan berbeda.
Berbelanja yang dilakukan hari ini tidak semata karena telurnya, tapi lebih karena sensasi dan pengalaman baru. Sensasi dan pengalaman berbelanja langsung di kandang ternak yang mungkin saja mereka akan mendapatkan telur yang masih hangat. Mengambil telur yang tergeletak di lantai sambil melihat ayam petelur yang berbaris dengan rapi. Dan yang lebih utama adalah bisa berfoto untuk di posting di media sosial Facebook maupun Instagram.
Sama halnya ketika berwisata, dimana pengunjung selain menikmati indahnya buah strawberry di hamparan perkebunan tapi dapat membeli dengan cara memetik sendiri. Sehingga kita dapat memilih strawberry yang layak dipetik dan tentunya dalam kondisi yang masih segar karena baru di petik dari pohonnya.
Samsuddin (52), salah satu anggota kelompok Ma’minasae menceritakan bahwa usaha ayam petelurnya merupakan usaha kelompok yang baru berjalan selama 2 tahun dengan jumlah kandang 1 unit dan menampung ayam petelur sebanyak 1.000 ekor. Produksi setiap harinya rata-rata 800 butir dengan pelanggan tetap dari toko campuran, rumah makan, puskesmas, serta masyarakat sekeliling.
Usaha ayam petelur kelompok ini merupakan usaha lain yang digeluti selain pengolahan pupuk organik, biogas, usaha ternak sapi, serta budidaya tanaman pangan dan hortikultura.
Seperti halnya wisata berbelanja strawberry dengan memetik sendiri, saya kira ini merupakan peluang baru yang dapat diintegrasikan dengan wisata lainnya. Tidak hanya sekedar sensasi, namun juga bisa mengedukasi pengunjung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H