Karen Armstrong dalam bukunya Jerusalem: Satu Kota Tiga Iman, menyatakan banyak bukti yang memperkuat pernyataan bahwa Bangsa Kanaan lebih dahulu mendiami Palestina. Menegasi temuan Armstrong, Umar Anggara Jenie, kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyatakan, Kota Jerusalem merupakan bukti yang paling baik dalam kekunoan permukiman-permukiman bangsa Arab --semistis purba di Palestina-- yang telah berada di sana jauh sebelum bangsa-bangsa lainnya datang. Menurutnya, kota ini didirikan oleh suku-suku Jebus, yaitu cabang dari bangsa Kanaan yang hidup sekitar 5000 tahun lalu.
Data-data empiris  tentang ketiadaan tanah kosong dan bangsa Arab sebagai penghuni pertama di Palestina  -- termasuk pada masa khalifah Umar Ibn Khattab r.a. -- yang diungkap di atas mestinya menjadi pegangan utama bagi dunia Barat dalam merespon isu Zionisme.Â
Alih-alih mengakui kebenaran data empiris tersebut, Barat yang sangat fanatik dengan logika empirisme justru harus melemahkan logikanya sendiri demi mendukung ide negara Israel yang dibangun atas mitos-mitos historis yang sesungguhnya berlawanan dengan budaya berpikir rasional-empiris mereka. Â
Inilah anomali di atas anomali, kriminalisme intelektual yang berujung pada pengabsahan tindakan dehumanisasi ekstrim atas nama mitos kuno dan ilusi teologis yang dipertontonkan oleh Barat, khususnya Inggris, Amerika Serikat, bangsa yang mengaku mencapai puncak modernisme sebagaimana dideklarasikan oleh Francis Fukuyama melalui judul bukunya The End of History and the Last Man.Â
Â
Telah tayang di kicknews.today
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H