Mohon tunggu...
Syamsul Ardiansyah
Syamsul Ardiansyah Mohon Tunggu... Relawan - Manusia Biasa dan Relawan Aksi Kemanusiaan

blog ini akan bicara tentang masalah sehari-hari. follow me in twitter @syamsuladzic\r\n\r\nPengelola http://putarbumi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Selamat Datang, Dion!

17 Juni 2012   05:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:53 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1340013374581589356

[caption id="attachment_195482" align="alignnone" width="640" caption="Dion (foto: Rully Firdaus/Indonesian Idol 2012) "][/caption] Saya termasuk yang cukup gusar saat menyaksikan Dion harus tereliminasi dari panggung spektakuler Indonesian Idol 2012. Saya kira, bukan hanya saya, tim juri pun demikian. Apalagi ketiga juri memprediksi Yoda yang akan tereliminasi. Menurut saya, tersingkirnya Dion bukan karena dia kalah dari Yoda. Meski bukan pemerhati musik, saya merasa Dion tidak seharusnya tersingkir dari panggung spektakuler Indonesian Idol 2012. Sejak awal, kehadiran Dion sebagai salah-satu finalis Indonesian Idol telah membawa warna yang lain dalam khasanah musik Indonesia. Warna musik swing yang dihadirkan Dion memang bukan “warna baru”, namun warna itu memang warna yang janggal di telinga penikmat musik pop Indonesia. Dengan genre tersebut, Dion tidak hanya membawa warna tersendiri dalam Indonesian Idol, melainkan telah bisa menjadikan Indonesian Idol 2012 sebagai ajang “pendidikan” musik bagi masyarakat Indonesia. Terlepas dari racikan komposisi yang apik dari Onie and Friends, namun karakter vokal dan kepribadian Dion adalah kekuatan utamanya. Sebagaimana yang sering diucapkan oleh para Juri, kemampuan Dion menafsirkan lagu dan menyampaikannya sesuai dengan karakternya, adalah kekuatan utamanya. Inilah yang membuat kehadiran Dion menjadi salah-satu tontonan yang menurut saya paling ditunggu. Namun, mengapa Dion harus tereliminasi? Momentum pengumuman yang dilakukan setelah Daniel Mananta menyatakan Sean dan Regina lolos ke babak tiga besar, otomatis mendorong pemirsa untuk membandingkan kualitas bernyanyi Dion dengan Yoda, dua kontestan yang tersisa saat itu. Jika boleh membandingkan, saya sepakat dengan beberapa teman kompasianer yang mempertanyakan mengapa bukan Yoda yang tersingkir? Berbeda dengan Yoda. Meski sama-sama membangun karakter suara yang unik, namun kualitas bernyanyi Yoda sebenarnya biasa-biasa saja. Jika boleh membanding-bandingkan dengan menggunakan lagu “Black Dog” dari Led Zeppelin, Yoda tidak lebih baik dari Lucky Laki yang tadi malam membawakan lagu tersebut. Saat membawakan lagu “Mawar Merah” dari Slank, Yoda tidak sanggup “mengalahkan” karakter vokal Kaka Slank, penyanyi asli lagu tersebut. Perbedaan Dion dengan Yoda adalah genre musik yang dibawakan Yoda terhitung jauh lebih muda ketimbang genre yang saat ini coba dihidupkan kembali oleh Dion.  Dengan usia genre yang jauh lebih muda, referensi musik bagi Yoda memang jauh lebih banyak ketimbang Dion. Banyak musisi dalam maupun luar negeri yang bisa dijadikan acuan oleh Yoda. Problemnya, karena demikian banyak referensi yang ada, maka kehadiran Yoda memang cenderung biasa-biasa saja. Sementara Dion, genre musik yang dipilihkan menuntut kecerdasan bermusik yang lebih daripada yang dibutuhkan Yoda. Karena dituntut untuk mendulang dukungan SMS agar dia bisa terus melaju, Dion dituntut untuk tidak hanya bernyanyi dengan baik, namun juga harus membangun jembatan untuk menghubungkan genre yang tengah dia hidupkan dengan telinga para pendengar musik saat ini, yang memang didominasi musik-musik pop. Ini bukan pekerjaan yang mudah. Singkatnya, Dion dituntut untuk tidak hanya menginterpretasikan lagu dan membawakan pesannya dengan apik, namun juga dituntut untuk mengedukasi pendengar musik Indonesia dengan sajian musik-musik yang bermutu. Nah, itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Kesukaran Dion sebenarnya mampu dibaca oleh Anang. Meminjam ucapan Anang, proses kreatif Dion adalah proses yang mahal. Dalam panggung spekta Indonesian Idol 2012, Dion terhitung beruntung karena didukung oleh aransemen apik darik “Onie and Friends”. Berkali-kali, Anang menyarankan agar Dion berani untuk keluar dari “kotak nyamannya” dan melakukan eksperimen musik dengan memilih lagu-lagu yang lebih “ngepop”. Sebagian orang mungkin menuding Anang berupaya mengajak Dion untuk sedikit pragmatis. Respon Dion terhadap saran-saran Anang, yang tadi malam diwujudkan dengan menyanyikan lagu “Yogyakarta” karya KLA Project, bahkan justru menyingkirkan Dion dari panggung Spekta Indonesian Idol 2012. Namun, apakah tersingkirnya Dion adalah karena mengikuti saran-sarannya Anang? Saya tidak berani menyimpulkan sejauh itu. Bisa jadi, saran itu menyebabkan Dion kehilangan karakter yang selama ini dia bangun. Namun apa yang disampaikan Anang tidak sepenuhnya salah. Saya kira, Anang hanya hendak menyatakan bahwa mengedukasi pendengar musik Indonesia untuk mulai mengapresiasi musik-musik yang bermutu haruslah dilakukan secara evolutif, tidak bisa secara drastis atau “revolusioner”. Menurut hemat saya, tersingkirnya Dion karena dia telah memilih jalan bermusik yang jauh lebih terjal dari yang lain. Namun seperti pepatah klasik, berakit-rakit dahulu, berenang-renang kemudian, jalan yang terjal itu justru menuju pada suatu harapan baru. Karena upaya-upayanya itu, saya sungguh mengapresiasi Dion. Saya kira, Dion memiliki bakat sebagai pekerja musik yang memiliki dedikasi yang cukup baik. Well, this is not the end! In fact, it's just a beginning! Selamat datang Dion! Tetap semangat dan teruslah berkreasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun