Mohon tunggu...
Syamsul Huda
Syamsul Huda Mohon Tunggu... -

saya harus sedetik lebih cepat dari yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Catatan Seorang Musyafir “Warna-warni Keindahan Masjid Perut Bumi Belum Sirna”

22 September 2012   09:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:00 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masjid perut bumi ini ternyata bernama asli masjid "Askhabul Kahfi" yang menurutku lebih termotivasi oleh cerita dari Al-Qur'an yang mengisahkan para pemuda yang tertidur ratusan tahun lamanya di dalam goa. Sipp... Lanjutt.... Dan menurut santri si empunya cerita.... Pada zaman awal perkembangan islam oleh para wali dulu. Goa ini menjadi tempat yang sangat sakral oleh ganggauan jin penghuni goa. Dan untuk itu di tugaskanlah Syech Al Maghribi untuk mengatasi gangguan makhluk halus pengganggu syiar islam tanah Tuban. Berlanjut hingga zaman orde baru... Kurangnya kesadaran masyarakat membuat goa penuh "historis" ini dijadikan tempah pembuangan sampah dan sarangnya berbagai jenis ular.... Masya Allah.... Baru ketika Salah seorang ulama Tuban Kala itu KH. Subkhan mendapatkan sebuah ilham untuk mengurus tanah itu, dengan segera, pada tahun 2002, di belilah tanah goa itu dan dengan bantuan santrinya membersihkan sedikit-demi sedikit gundukan sampah yang hampir menutup seluruh goa hingga akhirnya dibangunlah sebuah masjid dengan dana pribadi tanpa melibatkan pemerintah.... Alhamdulillah walaupun hingga tahun ini (2012) belum selesai sempurna,

di akhir ulasannya santri itu berujar, semoga masjid ini bisa memberikan manfaat bagi kita, bagaimanapun juga atas doa dan dzikir para pengunjung. Pak Kyai bisa terus membangun perlahan masjid ini... Masjid ini bukan masjidnya kyai... bukan milik pemerintah Tuban.. Masjid ini milik kita.. milik masyarakat Indonesia...

Wow... Aku bertepuk tangan (dalam hati) hehehehe... karena tak ada yang bertepuk tangan sih... Bacaan sholawat menjadi salam penutup mengiringi selesainya ulasan singkat sang santri.... Subhanallah.... begitu rendah hatinya sang kyai... hingga tak mau mengakui goa yang jelas-jelas beliau sendirilah yang susah payah merintis hingga menjadi salah satu masjid terindah di kawasan Tuban. Semoga Allah Meridhoi Senantiasa melindungi masjid ini.....

pengen tau ayo kunjungi sama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun