Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mau Jadi Ummat yang Dirindukan Rasulullah? Jangan Abaikan Dua Hal Ini

18 September 2024   07:24 Diperbarui: 18 September 2024   07:32 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam kerinduan kepada Sang Rasul selalu hadir lebih kuat. Tapi pada momentum Maulid Nabi 2024 ini selain menghadirkan kerinduan kepada Nabi, penting juga merenungkan apakah kita termasuk ummat yang dirindukan nabi Muhammad?

Suatu pagi bakda Salat berjemaah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berbincang dengan para sahabatnya (Menurut para pakar pendidikan, hal ini merupakan salah satu metode pendidikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam).

 

Belia mengawali perbincangan pagi itu dengan pertanyaan, "tahukah kalian siapa hamba Allah yang paling mulia"?  tanya sang Rasul.

"Para Malaikat ya Rasul, mereka hamba Allah yang paling mulia", jawab sahabat.

Lalu Rasulullah menanggapi; "Ya, para Malaikat itu mulia, mereka paling dekat dengan Allah dan mereka senantiasa bertasbih dan beribadah kepada Allah, tentulah mereka mulia tapi bukan itu yang aku maksudkan", jelasnya.

Para sahabat Nabi  terdiam. Tiba-tiba salah seorang sahabat kembali berkata: "Ya Rasulullah, tentu para Nabi, merekalah hamba Allahyang mulia itu."

Rasulullah   berkata sembari tersenyum:"Ya, para Nabi itu mulia, mereka adalah utusan Allah di muka bumi ini. Bagaimana mungkin mereka tidak mulia, mereka itu mulia. Tapi ada lagi yang lain", terangnya.

Para sahabat terdiam lagi. Lalu salah satu sahabat berkata:"Apakah kami para sahabatmu, ya Rasulullah? Apakah kami hamba Allah yang mulia itu?"

Rasulullah memandang wajah mereka satu persatu. Beliau kembali tersenyum seraya berkata lagi: "Tentulah kalian mulia. Kalian dekat denganku. Kalian membantu perjuanganku, mana mungkin kalian tidak mulia. Tentulah kalian mulia, tetapi ada yang lain yang mulia." Para sahabat pun kembali terdiam.

Rasulullah kemudian melanjutkan.  "Tahukah kalian siapa yang mulia itu? Mereka adalah manusia-manusia. Mereka akan lahir jauh setelah wafatku nanti. Mereka begitu mencintai Allah. Tahukah kalian, mereka itu tak pernah memandangku, tidak pernah melihat wajahku," ungkapnya.

Demikian dialog antara Nabi dengan para sahabanya tentang hamba Allah yang paling mulia, sebagaimana dituturkan sahabat yang mulia Abdullah bin Abbas radhiyyallahu 'anhuma.

Di dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad diceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam  pergi ke kuburan dan berkata: Assalamu'alaikum, wahai penguni rumah orang-orang yang beriman, dan kami, Insya Allah, akan menyusul kalian. Saya sangat ingin melihat saudara-saudaraku. Para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, bukankah kami saudaramu? Dia berkata, "Sebaliknya, kalian adalah teman-temanku (para sahabatku), dan saudara-saudaraku adalah mereka  yang belum datang," dan aku mendahului mereka di Haudh (telaga Al-Kautsar).

Mereka berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana kamu tahu siapa yang akan datang setelah kamu dari ummatmu? Beliau bersabda: Pernahkah kamu melihat, jika seseorang mempunyai seekor kuda yang terdapat belang-belang di antara kuda-kuda yang berpapasan dengannya, apakah dia tidak akan mengenali kudanya sendiri? Mereka berkata: Ya, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Mereka akan datang pada hari kiamat dengan jejak air  wudhu pada anggota tubuh mereka, dan aku akan membawa mereka ke  Haudh. Manusia  terusir dari Haudhku seperti seekor unta yang tersesat lari dihalau. Saya akan memanggil mereka: Ayo, ayo, ayo, ayo. Dikatakan: Mereka telah merubah (ajaranmu) setelah kamu.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di hadis lain juga bersabda, "Berbahagialah mereka yang melihatkku dan beriman padaku, Kemudian berbahagialah, lalu berbahagialah,  dan berbahagialah mereka yang beriman walau belum pernah melihatku". (HR. Ibnu Hibban).

Hadis di atas mengisyaratkan bahwa ummat Nabi Muhhammad  yang paling dirindukan Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam adalah ummat akhir zaman. Yakni ummat Islam dan pengikut Nabi Muhammad yang lahir dan datang sepeninggal beliau shallallahu 'alaiahi wa sallam.

Mereka dianggap istimewa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam karena mereka mengimani kenabian dan kerasulan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam walau tak pernah melihat beliau. Mereka setia dan istiqamah mengikuti ajaran beliau dan menghidupkan sunnahnya walau tidak bertemu beliau. Sehingga Beliau mendoakan kebahagian sebanyak tiga kali untuk mereka. Sementara untuk ummat yang pernah melihat beliau hanya didoakan kebahagiaan satu kali.

Rasul merindukan pertemuan dengan ummat yang beliau rindukan di haudh kelak. Beliau akan mengenali ummat nya dengan mudah karena pada anggota tubuh mereka nampak cahaya jejak basuhan air wudhu. Ini menunjukan pentingnya menjaga wudhu dalam segala keadaan, bukan hanya saat salat.

Namun yang naas, adalah mereka yang terusir dari haudh. Mereka termasuk ummat Nabi Muhammad tapi mereka tidak istiqamah mengikuti ajaran beliau. Bahka mereka merubah ajaran yang diajarkan oleh beliau shallallahu 'alaihi wa sallam. Sampai-sampai ketika beliau mengatakan, ''mereka itu ummatku, mereka itu ummatku". Para Malaikat yang berjaga di haudh mengatakan, ''Sesungguhnya engkau tidak tahu perbuatan/kelakukan mereka merubah ajaranmu sepeninggalmu".

Karena itu, jika kita ingin tetap dirindukan Rasul dan mudah dikenali oleh beliau di akhirat kelak, jaga wudhu dan istiqamah mengikuti ajaran beliau serta menghidupkan sunnah-sunnah beliau dalam kehidupan sehari-hari. Yakni menjadikan beliau sebagai teladan dan role model dalam menjalani kehidupan. Sebab ''Telah ada pada diri Rasulullah teladan yang baik (uswah hasanah)".

Di momentum maulid nabi 2024 ini merupakan titik balik untuk kembali meneguhkan keteladanan  nabi Muhammad dalam kehidupan kita. Menghidupkan nilai-nilai luhur yang beliau ajarkan dan wariskan. Semoga dengan itu kita menjadi ummat yang dirindukan nabi Muhammad. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun