Sudah dimaklumi bahwa setiap orang memiliki sisi lahiriah dan batin atau luar dan dalam. Dan akhlak merefleksikan sisi batin atau bagian dalam seseorang. Dan orang-orang di sekitarnya tidak punya peran dan campurtangan terhadap sisi dalam seseroang. Orang lain hanya menilai dan melihat sisi luar berupa sikap dan perbuatan yang nampak.
Oleh sebab itu Islam menddidik  dan memperbaiki akhlak  penganutnya dari dalam  dengan serius. Dan Islam menganjurkan kepada penganutnya untuk berperilaku dengan akhlak yang baik dan menjadikan akhlak sebagai ukuran dan patokan baik buruknya seseorang.
Islam tidak menjadikan hal-hal luar dan fisik seperti penampilan, kekayaan, kemiskinan, warna, dan sebagainya  sebagai patokan. Hal itu dimaksudkan agar penampakan dan penampilan luar seorang Muslim membaik dengan sendirinya seiring dengan membaiknya sisi batin dan dalam mereka.
Oleh  karena  itu  dalam  banyak hadis ditemukan  penjelasan  tentang   kedudukan akhlak dalam Islam.  Selain itu perhatian Rasulullah terhadap penanaman akhlak selalu menyartai aktivitas ta'lim (pendidikan) beliau teradap para sahabat yang merupakan murid-muridnya.  (Bakry 2023).
Dengan akhlak yang baik manusia (termasuk pasutri) dapat saling memahami, bersatu dan bersinergi dalam semua urusan hidup mereka, sehingga mereka manjadi kuat dan solid seperti satu tubuh. (Al-Ashimi 2015)
Sumber:
Al-Ashimi, Musyabbab bin Fahd. 99 Idea's for Happy Family Life. Zahran : Maktabah Malik Fahd Al-Wathaniyah, 2015.
Bakry, Samsuddin & Kasman. "Metode Pendidikan Akhlak Perspektif Hadis: Telaah Kitab Adab Shahih Al-Bukhari." Jawami'ul Kalim, 2023: 38-57.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H