Misalnya  Coaching mpdel TIRTA yang dikembangkan dalam coaching guru penggerak merupakan akronim dari Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab.
Penulis buku Teacher as Coach menganut model dan alur percakapan OIC yang digagas oleh Kubik Coaching. OIC merupakan akronim dari (define) Outcome; Identifity (solustion); dan Commit (to action).
Secara sederhana percakapan coaching dengan model OIC dimulai dengan penyataan outcome (menentukan tujuan), kemudian identikasi masalah atau gap antara tujuan dengan kondisi saat ini, lalu yang terakkhir komitmen untuk bertindak.
Terakhir Bab V berisi paparan tentang strategi menghadapi tantangan membangun budaya coching di sekolah dan contoh percakapan dalam coaching dengan model OIC. Menurut penulis, ada dua tantangan membangun budaya coaching di sekolah, yaitu problem SDM guru dan proses pembelajaran.
Namun di buku ini penulis juga menyertakan solusi seperti perlunya membangun komitmen bersama antara kepala sekolah dengan para guru jika ingin menjadikan coaching sebagai bagian dari proses pembelajaran (hlm.129). Solusi lain yang ditawarkan penulis adalah memetakan kondisi dan potensi setiap siswa sebagai salah satu langkah penerapan  pendekatakan coaching ke siswa.
Yang tidak kalah pentingnya adalah para guru mengikuti pelatihan dan pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah. Sehingga guru memiliki pemahaman yang utuh tentang coaching dan keterampilan coaching.
Paling tidak para guru dibekali bahan bacaan yang memadai terkait pendekatan coaching dalam pembelajaran. Salah satunya adalah buku ini, "Teacher as Coch: Panduan Membimbing Siswa dengan Pendekatan Coaching", karya Coach Arif Santoso.
Identitas Buku
Judul           : Teacher as Coch: Panduan Membimbing Siswa dengan Pendekatan Coaching.
Penulis         : Arif Santoso.
Penerbit        : Filla Press