Mengapa minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah? Boleh jadi karena beberpa faktor berikut.
- Tradisi Lisan
Masyarakat Indonesia lebih nyaman dengan tardisi lisan daripada tradisi tulisan. Salah satu bukti hal ini, cerita rakyat yang  menyebar turun temurun melalui bahas tutur.
Walau kemudian belakangan sebagian cerita rakyat tersebut ada yang ditulis bahkan dibukukan. Tapi secara umum berbagai kisah legendaris di tengah masyarakat Indonesia menyebar melalu  bahasa tutur.
Bukti sederhana lainnya, orang bisa betah ngobrol ngalor ngidul berjam-jam daripada membaca beberapa menit. Â Dalam konteks positif orang lebih anteng duduk menyimak cermah/pidato daripada membaca buku.
- Gagal Paham
Faktor lain yang turut memengaruhi rendahnya minat baca masyarakat Indonesia adalah (maaf) gagal paham tentang membaca. Membaca, khususnya membaca buku dianggap sebagai aktivitas akademis semata.
Membaca dipandang sebagai aktivitas yang hanya dilakukan para pelajar dan akademisi. Walau nyatanya minat baca pelajaf dan mahasiswa Indonesia juga masih tergolong rendah.
Padahal sejatinya membaca merupakan kegiatan yang sarat manfaat. Karena banyak manfaat dapat diperoleh dari membaca.
- Akses Bacaan yang Kurang
Sarana yang minim dan akses bacaan yang kurang juga berpengaruh terhadap rendahnya minat baca. Belum semua sekolah memiliki perpustakaan dan koleksi bacaan yang memadai. Perpustakaan sekolah juga belum semua memiliki koleksi yang memadai dan menarik.
- Media lain
Perkembangan media informasi juga turut berpengaruh. Orang lebih senang menikmati  informasi melalui audio dan atau audio visul dan video.
Informasi dan atau konten berupa video yang tersebera lewat media sosial (medsos) seperti facebook, whatsapp, instagram, tiktok, youtube, dan seabagianya turut menjadikan  minat terhadap konten dan informasi berupa bacaan menurun.
- Kurangnya Pendidikan Literasi di Keluarga
Faktor lain yang juga memengaruhi rendahnya minat baca masyarakat Indonesia adalah faktor lingkungan, khususnya lingkungan keluarga. Membaca belum menjadi agenda dalam pendidikan keluarga di Indonesia.