Semenjak meninggalkan kampung halaman tahun 1998 , setidaknya 4 kota yang telah didiami sebagai daerah perantaun, yaitu Makassar dan sekitarnya, Bogor, Jakarta, dan Depok. Tapi pada tulisan ini saya klasifikasikan menjadi dua saja, Makassar dan Jabodetabek.
Makassar yang merupakan "kota pelajar"nya Sulawesi dan kota urban terbesar di Sulawesi memiliki aneka kuliner khas seperti daerah dan kota lainnya di nusantara. Secara umum kuliner khas Makassar didominasi oleh olahan ikan yang menggiurkan, mulai dari ikan bakar colo-colo, sop kepala ikan (ulu juku), pallumara, dan sebagainya. Sedangkan untuk olahan daging sapi Makassar terkenal dengan coto Makassar dan sop Konro. Konro ada dua varian, konro biasa atau konro kuah dan konro bakar. Ada pula olahan daging yang mirip coto yakni pallubasa. Coto lazim disantap dengan ketupat sedangkan pallubasa dinikmati dengan nasi. Â
Menu kuliner Makassar lainnya yang juga jadi favorit saya adalah Songkolo Bagadang. Songkolo diolah dari beras ketan hitam dan serundeng serta bahan lainnya. Biasa disantap bersama lauk ikan teri kering goreng. Diimbuhi kata begadang karena umumnya disajikan dan atau disantap pada malam hari. Setiap ke Makassar, jika mendarat malam hari keluar bandara mencari warung songkolo bagadang terknikmat di kota Makssar yang ada di Pannara Antang. Jika mendaparat pagi/siang hari biasa menuju warung coto .
Saat berpindah domisili di Jakarta, Bogor, Depok (dulu selau berpindah-pindah (mutar) di tiga kota ini) daftar menu kuliner favorit bertambah. Lidah berkenalan dengan masakan khas Betawi seperti nasi uduk. Kemudian akrab dengan masakan khas Sunda yang disertai lalapan (dedaunan) yang tidak lazim bagi orang kampung saya. Lalu lidah juga mengenal Sop Iga, Sate Madura, Sate Padang, Mie Kocok Bandung, Â Nasi Padang, Nasi Kapau, Ketupat Sayur, Soto mie bogor, Sto banjar, dan sebagainya. Semuanya dinikmati dan sepertinya favorit. Alhamdulillah. Â
Demikian sekilas jelajah kuliner nusantara ala saya, tanpa mencantumkan rincian menu favorit. Karena sulit rasanya memilah mana yang favorit mana yang tidak. Sebab saya tipe pemakan segala. Selama halal dan bergizi serta bersih dan sehat semuanya dinikmati. Takdir kita berada di kepingan surga bernama Indonesia yang kaya dengan segalanya. Menjelang menutup tulisan ini saya teringat sabda kanjeng Nabi Muhammad, "Makan, minum, dan berpakaian serta bersedekahlah tanpa berelebihan dan kikir". Alhamdulillah. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H