Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Yang Dirindukan dari Kampung Halaman

25 April 2023   23:23 Diperbarui: 25 April 2023   23:27 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang Dirindukan dari Kampung Halaman

"Kampung halaman" bagi saya adalah frasa yang setiap kali terbaca, terdengar, terucap, atau terlintas di benak maka memori ingatan segera mengelana melintasi jarak berribu kilo meter ke satu tempat yang disebut kampung halaman.

Kampung halaman saya berjarak  puluhan ribuan kilo meter dari tempat merantau saat ini. Jika ditempuh dengan perjalanan udara dari Bandar Udara Soekarno Hatta sekira 3-3,5 jam perjalanan. Tergantung mendarat di bandara apa.

Jika mendarat di Bandar Udara Sugi Manuru dan transit di Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar sekira 3-3,5 jam. Dari lapangan udara ke rumah dapat ditempuh sekira 45 menit.

Namun kalau mendarat di bandar udara kabupaten tetangga atau ibu kota provinsi dipastikan jarak tempuh menjadi lebih jauh. Karena setelah turun dari Pesawat harus menyeberang pulau lagi untuk sampai ke rumah.

Sementara perjalanan dengan kapal laut jauh lebih lama. Dari Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta harus transit Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar dengan waktu perjalanan  4 hari.

Bagi saya merantau bukan sekadar pilihan hidup, tapi takdirhidup yang harus dijalani. Sampai saat ini tanpa terasa sudah sekitar 25 tahun tinggal di perantauan.  Walau semenjak SMP mulai keluar kampung/desa untuk lanjut sekolah. Namun belu terhitung sebagai perantauan karena belum keluar daerah dan tidak keluar pulau.

25 tahun di perantaun bukan sesuatu yang singkat. Semenjak merantau demi studi mencari ilmu. Sampai menikah di perantauan dan menjalani hidup di perantauan.dan semenjak pertama kali berada di tanah rantau kerinduan pada kampung halaman menjadi sesuatu yang selalu bersemayam dan ingatan. Bahkan ingatan dan rindu pada kampung halaman terukir indah dalam memori alam bwah sadar.

Bagi kami orang Muna kampung halaman disebut dengan ungkapan ''kalembohano reaku". Frasa kalembo hano reaku kurang lebih bersinonim dengan kalimat tanah tumpah darahku dalam bahasa Indonesia. Tapi bagi saya ungkapan kalembo hano reaku terasa lebih membuat diri ini benar-benar terikat dan terkait dengan yang namanya kampung halaman.

Apa yang Dirindukan dari Kampung Halaman?

Bagi saya yang dirindukan dari kampung halaman adalah kampung halaman itu sendiri. Karena bagi saya semua hal yang terkait dengan kampung halaman itu memang ngangenin. Mulai dari keluarga besar, teman sepantaran dan sepejuangan, lingkungan, kegiatan masjid, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun