Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Bukber bersama Santri dan Halaqah Pengajian; Hemat, Nikmat, dan Berkah

20 April 2023   15:22 Diperbarui: 20 April 2023   15:40 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukber santri/Photo: Dokpri

Salah satu tradisi Ramadan yang lekat dengan masyarakat Muslim Indonesia adalah buka puasa bersama. Buka bersama atu bukber seolah menjadi bagian penting dari ritual puasa Ramadan.

Walau bukan bagian dari sunnah puasa atau adab puasa, tapi sudah menjadi kebiasaan baik muslim Indonesia sejak dulu. Saya sendiri belum mencari dan menemukan data, sejak kapan buka bersama menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia.

Pada Ramadan 3 tahun lalu sampai tahun lalu (1443 H) kegiatan bukber terbilang sepi atau kurang marak, dikarenakan pandemi covid 19. Karena selama pandemi covid 19 yang bermula tahun 2020 lalu aktivitas kumpul-kumpul dibatasi bahkan dilarang.

Bahkan pada puncak covid Ramadan 1440 lalu bukan hanya buka puasa bersama yang diimbau untuk tidak diadakan. Bahkan salat tarawih berjama'ah pun ditiadakan.

Alhamdulillah Ramadan 1444 H ini kondisi sudah kembali normal. Walau sempat ''gaduh" akibat edaran pemerintah berisi imbauan larangan buka puasa bersama bagi ASN, tapi di level masyakat bawah buka puasa bersam berlangsung lancar dan semarak. Mulai dari buka puasa bersama di masjid dan mushalla kampung dan perumahan, di restoran, mall, komunitas, dan sebagainya.

Ada Bekah dalam Bukber

Buka bersama walau menghadirkan banyak orang untuk makan-makan dalam waktu bersamaan tapi tidak harus menelan bugdet besar. Bukber dapat diadakan dengan dana hemat tapi tetap nikmat dan khidmat. Bukber terbukti mematahkan anggapan, kumpul-kumpul makan-makan itu butuh dana besar. Tidak. Karena dalam bukber ada berkah. Berkah silaturrahmi dan berkah makan bersama.

Karena bukber itu berkah sehingga bisa diadakan dengan tetap berhemat tanpa menggelontorkan dana besar. Berkah karena bukber bukan sekedar ngumpul makan-makan atau makan-makan biasa. Dalam bukber ada silaturrahmi dan kebersamaan. Dalam bukber juga ada majelis ilmu walau sangat sederhana, minimal ada tausiyah singkat 7 menit alias kultum (kuliah tujuh menit) jelang buka puasa.

Seperti bukber yang kami jalani. Setidaknya ada tiga bukber sederhana namun khidmat yang saya ikuti pada Ramadan 1444 H ini. 

Pertama, Bukber santri Tahfidz dan Sekolah Qur'an Wahdah Islamiyah Cibinong Bogor Jawa Barat. 

Bukber dengan santri ini dilksanakan di Masjid Ibnu Katsir komplek Pesantren Tahfidz dan sekolah Qur'an wahdah Islamiyah Cibinong. Waktu pelaksanannya setiap hari sejak 1 Ramadan. Peserta  terbanyak bukber ini hanya sampai 10 Ramadan. Karena sejak 1 April yang bertepatan dengan 11 Ramadan para santri dan siswa mulai menjalani puasa di rumah masing-masing. Sekolah libur lebih awal karena liburan awal Ramadan, liburan idul fitri, dan liburan semester digabung jadi satu.

Menu bukber di masjid asrama SQ Wahdah tergolong sangat sederhana. Takjil hanya beberapa butir kurma, beberapa potong kue disertai air minum. Kadang di hari tertentu ada es buah atau minuman dingin. Demikian pula dengan menu makan berat yang disantap usai salat Maghrib. Menu masakan rumahan yang juga sangat sederhan. Nasi ayam goreng/bakar plus lalapan. Di hari lain kadang  nasi telor atau nasi ikan tongkol lengkap dengan sayur lodeh atau sop. Sangat hemat dan sederhana. Kadang anggaran per hari hanya Rp 16.000/porsi per anak. Alhamdulillah.

Walau terbilang sederhana tapi hemat, nikmat, dan berkah. Memang dalam kebersmaan walau sederhana tetap nikmat. Rasul bersabda, "Tangan Allah bersama jama'ah (kebersamaan)".

Bukber santri/Photo: Dokpri
Bukber santri/Photo: Dokpri

Kedua, Bukber bersama karyawan kantor dan rekan-rekan komunitas pengajian 

Bukber berikutnya yang juga sedernaha tapi nikmat dan hemat adalah buka puasa bersama dengan rekan-rekan sepengajian dan karyawan  kantor Wahdah Islamiyah Jakarta. Seperti saya ceritakan di artikel samber thr hari ke-3 bahwa pengajian rutin pekanan yang saya ikuti selama Ramadan diganti dengan tahsin bacaan Qur'an setiap pagi 1-20 ramadan. Selain itu ada pertemuan offline dan atau online yang dijadwalkan dua kali selama Ramadan. Qaddarallah hanya terlaksana satu kali yang dirangkaian dengan bukber.

Bukber dilaksanakan di Mushalla lantai dasar gedung Nyi Ageng Serang Rasuna Said Jakarta Selatan. Walau diadakan di gedung di tengah kota Jakarta, tetap saja menu buka puasanya sederhana. Menu takjil hanya kurma dan kue plus air mineral dan beberapa potong buah. Menu makan malam yang disantap usai salat Maghrib pun demikian. Nasi kotak dengan lauk ayam bakar plus sambel.

Sederhana dan hemat tapi nikmat dan berkah. Karena disantap dalam suasana kebersamaan dibalut semangat ukhuwah dan persaudaraan. Teman-teman peserta bukber ini datang dari berbagai wilayah sekitar Jabodetabek. Mulai dari Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi. Bahkan ada yang datang dari Banten.

Susana keberkahan makin terasa karena acara buka puasa diawali dengan taushiyah singkat 10 menit jelang buka. Setelah salat Maghrib berjama'ah dilanjutkan denhan makan malam berjama'ah. Kemudian salat Isya dan lanjut Tarawih dan Witir. Sehingga kebersamaan dalam nuansa ukhrawi (ibadah) dan duniawi terasa dalam satu waktu bersamaan. Alhamdulillah.

Ketiga, Bukber dalam Rangka Wisuda Tahfidz

Kegiatan bukber selanjutnya  yang  juga tidak kalah khidmat dan nikmatnya yang saya hadiri adalah buka puasa bersama dalam rangka wisuda tahfidz yang digelar Yayasan Al-Hijaz al-Khairiyah Indonesia Depok. Bukber ini sekaligus menandai penutupan kegiatan belajar dalam rangka libur Ramadan para santri tahfidz, sekolah, dan rumah quran di bawah naungan yayasan.

Bukber di gelar di komplek yayasan yang satu lokasi dengan rumah makan pondok larasa pada 20 Ramadan 1444 H. Walau digelar di komplek rumah makan tapi sajian menu bukber nya tetap sederhana. Namun nikmat dan khidmat. Menu bukber berupa kurma+ air menireal, gorengan sebagai pembuka takjil terasa nikmat disantap bersama para santri tahfidz dan anak yatim.

Bukber Hemat, Nikmat, dan Berkah

Bukber dengan menu sederhana dan hemat terasa nikmat karena dalam kebersaam itu ada berkah. Ini kabar dari Nabi bahwa, ''tangan Allah bersama jama'ah". Beliau juga pernah mengabarkan tentang keberkahan makanan yang disantap bersama-sama. Bahkan makana  satu porsi cukup untuk dua orang jika dinikmati bersama. Makanan dua porsi cukup untuk berempat jika dinikmati berjama'ah. Berkahnya jama'ah itu ada dalam bukber.

Selain itu yang menjadikan bukber dengan menu sederhana dan hemat tetap nikmat adalah karena umumnya cara bukber disertai dengan majelis ilmu singkat, seperti taushiyah singkat, kuliah tujuh menit, dan sebagainya.

Yang pasti dalam kebersamaan itu ada berkah.  Berkah menjadikan yang sedikit dan sederhana tetap terasa nikmat dan khidmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun