Bulan Ramadan ibarat tamu kehormatan yang hanya datang sekali setahun. Kanjeng Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sebagai syahr[un] mubarak[un], bulan yang diberkahi. Berkah artinya kebaikan yang banyak. Ramadan mengandung dan membawa banyak kebaikan.
Di bulan ini selain ada kewajiban puasa (siyam) pada siang hari, ada pula anjuran (sunnah) Qiyam Ramadhan atau Salat Taraweh. Walau disebut sunnah secara hukum fikh, namun statusnya sunnah muakkadah. Artinya sunnah yang sangat ditekankan. Salat Taraweh juga merupakan sebutan lain dari salat malam/salat lail/qiyam[ul] Lail yang dikerjakan pada bulan Ramadan.
Salat Taraweh walau hukumnya sunnah, tapi nampakanya antusias kaum Muslimin/Muslimat untuk melaksanakannya cukup tinggi. Bahkan di sebagian tempat kadang lebih ramai dari salat wajib lima waktu. Alhamdulillah ‘alaa kulli hal. Lihat sisi positifnya. Mungkin karena hanya sekali setahun.
Salah satu adab yang hendaknya diperhatikan saat menunaikan salat Taraweh adalah outfit. Jika menghadap manusia terhormat kita memilih pakaian yang sesuai dan terbaik, maka mendatangi rumah Allah (Masjid) untuk menghadap pada-Nya harus lebih baik dan lebih sopan lagi.
Kenakan yang Terbaik
"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaian kamu yang bagus setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. ( Terj. QS. al-A’raf: 31)
Kenakan outfit terbaik saat salat Taraweh. Walau batas minimal outfit salat adalah menutup aurat serta suci dari najis, sebaiknya tetap memperhatikan aspek kepatutan dan kepantasan. Dan aspek kepatutan dan kepantasan secara konsensus tak tertulis adalah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Hal ini juga berlaku dalam urusan kehidupan duniawi. Pakaian olahraga berupa jersey dan trening spack secara hukum fikih sudah memenuhi standar menutup aurat. Tapi tidak patut dipakai mengikuti kuliah di kelas, atau bekerja di kantor. Ini urusan dunia, bagaimana lagi urusan ibadah dengan Allah. Tentu aspek kepatutan dan kepantasan lebih layak lagi diperhatikan.
Outfit terbaik saat salat tidak harus mewah, baru, dan bermerek. Tapi yang utama adalah bersih dan suci, menutup aurat serta wangi. Wangi juga tidak harus parfum mahal. Kalau tak ada parfum, pewangi cucian dan atau saat disetrikapun sudah cukup. Tapi jika punya parfum lebih baik lagi. Namun hindari wangi parfum yang terlalu menyengat yang membuat risih. Cukup secukupnya.
Kenakan yang Sederhana
Kenakan pakaian yang sederhana walau punya yang bagus dan mewah atau mampu membeli yang mewah. Tentu mengenakan yang sederhana dengan maksud an tujuan tawadhu (rendah hati). Rasul memuji orang yang meninggalkan kemewahan walau mampu demi tawadhu.
“Barangsiapa yang meninggalkan pakaian (yang bagus) disebabkan tawadhu’ (rendah hati) di hadapan Allah, sedangkan ia sebenarnya mampu, niscaya Allah memanggilnya pada hari kiamat di hadapan segenap makhluk dan ia disuruh memilih jenis pakaian mana saja yang ia kehendaki untuk dikenakan.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
Meskipun demikian tidak mengapa seseorang menyesukan dengan situasi dan kondisi serta lingkungan sekitar. Jika salat Tarawih di Masjid dengan jama’ah yang heterogen seperti di masjid kampung sangat dianjurkan mengenakan pakaian yang sederhana walau punya pakaian mewah/bagus.