Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Inspirasi Kepemimpinan Nabi Muhammad Pada Perang Badar

10 April 2023   11:57 Diperbarui: 10 April 2023   12:40 1975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perang Badar/Photo: https://i.ytimg.com

Pelajaran berikutnya yang dapat diambil dari inspirasi kepemimpinan nabi Muhammad pada perang Badar adalah, seorang pemimpin perlu mengenali dengan baik dan detail kemampuan serta potensi orang yang dipimpinnya. Hal ini nampak dari keputusan beliau shallahu 'alaihi wa sallam ketika membagi tugas (jobdes) pada perang Badar ini. Mush'ab bin Umair misalnnya didaulat sebagai pengusung panji utama pasukan Muslimin. Mush'ab merupakan pemuda tangguh yang telah dikenali kompetensi dan loyalitasnya oleh nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Sejak muda beliau rela meninggalkan kemewahan duniawi demi Islam.Terbukti beliaulah yang ditunjuk oleh Nabi menjadi duta dakwah Islam pertama ke kota Yatsrib.

Demikian pula dengan sahabat lain yang mendapat amanah dan tugas lain seperti ketika beliau menunjuk Ali bin Abi Thalib, Hamzah bin Abdil Muthalib, dan Ubaidah bin Jarrah  sebagai juru tarung pasukan Muslimin pada duel perang tanding "pembuka perang". Padahal sebelumnya ada beberpa pemuda Ansar yang unjuk diri untuk meladeni tantangan duel perang tanding yang diajukan Utbah bersama saudara dan putranya. Tapi karena Utbah ingin duel dengan sesama orang Quraisy, maka Rasul menunjuk Ali, Hamzah, dan Ubaidah. Dan hasilnya ketiga juru tarung Quraisy dapat dilumpuhkan dan dihabisi oleh jawara dan juru tarung pasukan Muslimin.

Bukti lain yang menujukan bahwa Rasulullah benar-benar mengenali secara detail potensi rakyat dan masyarakatnya adalah penolakan beliau terhadap bebera remaja ansar dan muhajirin untuk ikut serta dalam perang badar. Seperti Barra bin 'Azib dan Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma.keduanya ditolak oleh Nabi karena usianya yang beliau. Tapi pada saat yang sama ada remaja sepantaran ibnu Umar dan Barra yang diterima oleh Nabi dan diikutsertakan dalam perang Badar. Yakni Muadz bin Jamuh dan Muadz bin Afra. Walau keduanya masih tergolong belia. Usia keduanya tidak jauh berbeda dengan ibnu Umar dan Barra, namun Rasul tidak salah ketika menyetujui keikutsertaan dua Muadz tersebut. Karena potensi dan kompetensi perang keduanya sudah mumpuni. Terbukti, beliau berdualah yang berhasil melumpuhkan dedengkot Quraisy Abu Jahal. Keduanya berhasil membuat Abu Jahal kewalahan yang kemudian dieksekui mati oleh Ibnu Mas'ud.

Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani

Ini bukan cocoklogi, tapi memang faktanya pola komunikasi dan gaya  kepemimpinan Rasulullah sahallahu 'alaihi wa sallam seperti nampak pada peristiwa perang Badar ini sama dan serupa dengan konsep Ing Ngarsa Sung Tulada, ing Madya mangun karsa, tut wuri handayani yang digagas oleh Bapak Pendidikan Nasional Kihajar Dewantara.

Pemimpin itu dari depan menjadi teladan, di tengah menciptakan karasa/ide untuk membangkitkan semangat dan membentuk niat, dan di belakang memberi arahan dan dorongan untuk terus semangat.

Keteladanan Rasulullah jelas, beliau adalah qudwah dan uswah hasanah. Keteladanan beliau meliputi seluruh aspek dan lintas peran. Satu contoh keteladanan beliau yang luhur pada perang Badar ini adalah ketika beliau membuat kebjikan, satu Unta ditunggangi oleh tiga orang secara bergantian. Beliau sekelompok dengan Ali bin Abi Thalib dan Abu Lubabah. Ketika sampai giliran Rasulullah untuk berjalan Ali dan Abu Lubabah menawarkan agar beliau berdua saja yang berjalan. Tapi Rasul menolak. Beliau mengatakan, "kalian berdua tidak lebih kuat dari aku dan aku juga membutuhkan pahala yang kalian inginkan". Hal ini jelas teladan sekaligus motivasi yang menyemangati pasukan.

Sementara aspek ing Madya mangun karsa dapat ditemukan pada motivasi-motivasi beliau  kepada para sahabat jelang perang.  Seperti kata-kata beliau,"Demi Allah, siapapun yang bertempur melawan mereka llau gugur dalam keadaan bersabar dan mengharap ridha Allah niscaya Allah akan memasukannya ke dalam surga".

Sementara dari belakang beliau juga mendorong dam memotivasi mereka dengan kata-kata inspiratif yang menggerakkan, "Bergeraklah dan bergembiralah karena sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadaku satu dari dua kelompok ini (rombongan dangan Abu Sufyan-pasukan perang Abu Jahal), demi Allah saat ini saya sudah mengetahui di mana tempat kematian mereka masing-masing". (terj. HR. Ibnu Abi Syaibah dan Ahmad).

Kalimat di atas tentu saja menjadi motivasi yang menggerakan para sahabat.

Demikian beberapa inspirasi kepemimpinan nabi Muhammad dalam perang Badar. Tentu saja inspirasi dan teladan kepemimpinan ini dapat diaplikasikan di seluh medan kehidupan. Karena inti dari kepemimpinan adalah melayani dan mengurusi kepentingan rakayat dan atau orang yang dipimpin. Untuk menyukseskan fungsi dan peran tersebut diperlukan sikap dan kompetensi yang mumpuni sebagaimana dicontohkan oleh Rasullah shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti disebutkan pada inspirasi kepemimpinan nabi Muhammad pada perang Badar. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun