Malam 17 Ramadan Jelang Perang
Menjelang perang, tepatnya pada malam 17 Ramadan Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam melalui malamnya tanpa tidur sama sekali. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu menceritakan situasi dan kondisi malam itu.  ''Malam itu kami semua tertidur", kata Ali. Kecuali  Rasulullah shallalhu 'alaihi wa sallam. Beliau salat dan berdosa semalam suntuk sampai pagi. "Ya Allah jika engkau binasakan pasukan ini maka tidak ada lagi yang menyembahMu kelak".
Ibnu Abbas  radhiyallahu 'anhuma juga meriwayatkan sebagaimana dalam Shahih Bukhari , " Pada pagi hari perang Badar Rasulullah berdoa, ya Allah aku mengharapkan kekuatanMu dan kebenaran janjiMu, jika Engkau berkehendak dan hancurkan golongan pasukan ini, Engkau tidak akan disembah lagi du bumi ini".
Beliau bersujud sangat lama, sampai-sampai Abu Bakar berkata kepada beliau, "Sudahlah wahai Rasulullah. Sungguh, Allah pasti akan memenuhi janji-Nya kepada-Mu". Â Rasulullah bangkit lalu berkata, "Golongan itu (musyrik Quraisy) pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang". (Qs.Al-Qamar ayat 45).
Usai Salat Rasulullah menyampaikan orasi dan motivasi kepada para Sahabat. Beliau mengatakan, "Demi Allah, siapapun yang bertempur melawan mereka llau gugur dalam keadaan bersabar dan mengharap ridha Allah niscaya Allah akan memasukannya ke dalam surga". Rasul terus berdoa.
Pertempuranpun berkecamuk dengan sengit yang diawali dengan perang tanding (mubarazah). Tantangan mubarazah datang dari pihak musyrik Quarisy. Adalah Utbah bin Rabi'ah disertai putranya Al-Walid bin Utbah dan saudaranya Syaibah bin Rabi'ah yang mengajak duel perang tanding. Tantangan duel ini disambut oleh pemuda Ansar.Mereka ingin berduel perang tanding dengan yang dari kaum (suku) mereka sendiri (Quraisy). Lalu Rasulullah mendaulat Ali, Hamzah, dan Ubaidah bin Jarrah untuk meladeni perang  tanding yang diajukan Utbah.
Duel perang tanding pun berlangsung sengit. Ali berhadapan dengan Syaibah, Hamzah  melawan Utbah, sedangkan Ubaidah versus Al-Walid. Hamzah berhasil melumpuhkan dan menghabisi Utbah, demikian pula Ali sukses menumbangkan Syaibah dan membunuhnya. Ubadaih sempat kewalahan dan terluka, sehingga Al-Walid diselesaikan oleh Hamzah dan Ali. Selanjutnya Ali dan Hamzah mengotong Ubaidah ke kemah pasukan Muslimin.
700 Personel Pasukan Musyrikin Meregang Nyawa dan 70 Ditawan
Hasil perang tandingpun sampai ke kemah pasukan musyrikin Quraisy. Mereka geram dan marah, sehingga mereka memuali serangan ke pasukan Muslimin. Rasul menginstruksikan kepada pasukan Muslimin agar menghujani pasukan musyrikin dengan anak panah saat mereka mendekat. Ini dimaksudkan untuk memaksimalkan bidikan anak panah mereka.
Pertempuran terus berkecamuk hingga berakhir dengan kemenangan di pihak pasukan Muslimin dan  kekalahan telak di pihak pasukan musyrikin Quraisy. Dari pasukan  musyrikin Quraisy terbunuh 700  personel dan 70 personel lainnya ditawan. Beberapa tokoh dan pembesar musyrikin Quraisy terbunuh dalam perang badar ini, termasuk Abu Jahal, Utbah bin Rabi'ah, al-Walid bin Rabi'ah, Umayyah bin Khalaf, Uqbah bin Abi Mu'aith, dll. 14 diantaranya yang merupakan pembesar musyrikin Quraisy dicampakkan kedalam sumur tua yang busuk di lembah Badar.
Setelah menguburkan syuhada Badar dari pasukan Muslimin Rasulullah kembali ke Madinah. Seampai di Madinah beliau bermusyawarah dengan para Sahabat perihal tawanan perang Badar. Abu Bakar mengusulkan agar Rasul meminta tebusan berupa harta. Umar mengusulkan agar mereka dibunuh. Ada pula usulan agar yang bisa baca tulis diantara mereka menebus dirinya dengan mengajari anak-anak kaum Muslimin  membaca dan menulis. Awalnya nabi menerima usulan Abu Bakar. Namun keesokan harinya turun ayat (Al-Anfal : 67-68) yang mengingatkan beliau, "tidak selayaknya seroang Nabi memiliki tawanan sebelum dia melumpuhkan (mengalahkan musuhnya secara total) di muka bumi". (HR. Muslim).
Demikian kronologis singkat dan umum perang Badar Kubra yang terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun 2 hijriah. Banyak ibrah dan pelajaran serta hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa ini. Sebab semua peristiwa yang terjadi pada diri dan kehidupan Rasulullah mengadung pelajaran berharga. Insya Allah hikmah dan ibrah serta pelajaran dari perang badar ini akan penulis sajikan pada tulisan brikutnya.[]