Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam pernah mengabarkan melalui sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,  "Bagi masing-masing persendian dari anggota tubuh kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap hari".
Sedekahnya bisa dilakukan dengan membaca zikir-zikir tertentu, karena pada dasarnya setiap kebaikan adalah sedekah. Tentu tanpa menafikan sedekah dalam bentuk harta dan atau uang.Â
"Setiap tasbih (subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (alhamdulillah) adalah sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) adalah sedekah. Amar  ma'ruf (menyuruh kepada kebaikan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah.  Maksudnya  amalan-amalan tersebut bernilai dan berpahala seperti sedekah dengan harta.Â
Nah, semua itu jika tidak dapat dilakukan maka dapat digantikan oleh salat Dhua 2 raka'at.Â
''Wa yujziu zalika rak'atani yarka'huma min adh-dhuha; Semua itu bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan salat Dhuha dua raka'at" (terj. HR. Muslim).
Menurut ilmu anatomi bahwa  jumlah persendian yang ada pada seluruh tubuh manusia sebagaimana dimakud dalam hadis dan dibuktikan dalam ilmu anatomi adalah 360 persendian.Â
Ke360 persendian tersebut harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi hari. Tentu hal itu sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Andaikan setiap ruas atau persendian sedekahnya Rp 1000 saja, maka setiap hari Rp 360.000 yang harus disedekahkan. Namun jumlah yang banyak itu dapat digantikan dengan dua raka'at shalat Dhuha, sebagaimana dikabarkan oleh Nabi dalam hadis   di atas dan  atau hadis lainnya.
"Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah." Para sahabat bertanya, "Lalu siapa yang mampu melakukan hal itu (bersedekah dengan seluruh persendiannya), wahai Rasulullah?" Maka Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, "Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua raka'at." (terj. HR. Ahmad).
Apa itu Salat Dhuha?
Salat Dhuha sesuai namanya, yaitu salat yang dikerjakan pada waktu Dhuha, yaitu waktu ketika matahari mulai meninggi setinggi tombak setelah terbit. Walau demikian waktu pelaksanaan salat Dhuha mulai sejak terbit mata hari sekira setinggi tombak sampai menjelang zawal (tergelincir matahari), kurang lebih 10-15 menit menjelang masuknya waktu zuhur.Â
Menurut hadis sahih riwayat Imam Muslim, waktu afdhal (utama) melaksanakan salat Dhuha adalah, ''hiina tarmadhul fishal; ketika anak-anak Unta sudah mulai kepanasan". Ya kurang lebih mulai sekira jam 9 pagi.Â
Jumlah Raka'at Salat Dhuha
Jika melihat hadis di atas salat Dhuha dua raka'at. Namun di hadis lain Nabi juga mengabarkan keutamaan salat Dhuha yang dikerjakan empat raka'at.Â
Dalam hadis Ath-Thabrani terdapat rincian keutaam salat Dhuha berdasarkan jumlah raka'atnya;
2 raka'at; tidak dicap sebagai orang-orang yang lengah/lalai (ghafilin)
4 raka'at tercatat di sisi Allah sebagai ahli ibadah
6 raka'at diberikan kecukupan pada hari itu
8 raka'at tercatat sebagai orang-orang yang tunduk dan patuh (qainitin)
12 raka'at Allah bangunkan untuknya rumah di Surga
Jika salat Dhula dilakukan lebih dari 2 raka'at maka dikerjakan dengan cara bersalam pada setiap dua raka'at.Â
Wallahu 'alam
Catatan: Tulisan serupa pernah dipubslih di wahdah.or.id, wahdahjakarta.com, luwuktoday.com, dan berdaulat.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H