Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Hadis Puasa dan Ramadan #4#: Bau Mulut Orang Puasa Lebih Wangi dari Minyak Misk

26 Maret 2023   09:09 Diperbarui: 26 Maret 2023   09:10 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Keutamaan puasa yang selanjutnya sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah baut mulut orang puasa lebih wangi di sisi Allah daripada wangi minyak misk. 

Beliau bersabda;

"Lakhukufu famis shaim at-thyabu 'indallahi min rihil misk; Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi  di sisi Allah daripada bau minyak misk." (Bukhari dan Muslim)

Hal ini tentu tidak bermakna bahwa Allah mengindera atau mencium seperti makhluq, karena Allah itu tidak serupa dengan sesuatu apapun. Laisa kamitslihi syaiun.

Tapi yang dimaksud adalah balasan Allah kepada orang puasa, khususnya perasaan tidak nyaman dan tidak enak karena bau mulut dibalas oleh Allah dengan aroma yang lebih harum di akhirat kelak.

Atau  bahkan menurut Ibnu Abdil Barr dalam Al-Istidzkar, bau mulut orang puasa  lebih suci di sisi Allah dan lebih dekat pada-Nya dari pada aroma minyak Misk. Sebagaimana sudah maklum bahwa aroma misk merupakan aroma paling wangi di kalangan manusia, sehingga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membandingkan bau mulut orang puasa dengan aroma terbaik yang dikenal dan digemari oleh manusia.

Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hanbali mengatakan yang dimaksud dengan khuluf[ul] fam (bau mulut) adalah bau yang muncul berupa nafas yang bau karena kosongnya lambung dari makanan sebagai sebab dari berpuasa. Bau ini tidak disukai oleh manusia di dunia, tetapi wangi di sisi Allah. Karena merupakan dampak dari ketaatan kepada Allah dan mencari ridha-Nya. Sama seperti halnya darah orang yang syahid pada hari kiamat ketika datang menghadap Allah dalam keadaan berlumur darah yang berwarna darah asli tapi baunya aroma minyak misk.

Senada dengan Ibnu Rajab, Ibnu Jama'ah dan Ibnu Hajar rahimahumallah berpendapat, hadis ini menunjukkan bahwa bau mulut orang yang berpuasa lebih afdhal dari darah luka orang yang mati syahid di jalan Allah. Karena Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang darah luka orang yang mati syahid, "warnanya warna darah, baunya bau minyak misk". Sementara tentang bau mulut orang puasa beliau bersabda, "lebih wangi dari minyak misk".

Adapun maksud dan sebab yang menjadikan bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi dari minyak misk adalah karena puasa merupakan ibadah rahasia antara hamba dengan Rabbnya (Allah) di dunia, maka Allah balas dengan menampakannya di akhirat di hadapam seluruh makhluq agar para ahli shiyam terkenal dengan hal itu sehingga mereka dikenal oleh manusia pada hari itu di akhirat karena mereka menyembunyikan puasa mereka di dunia.

Abu Hatim mengatakan bahwa syi'ar orang-orang beriman pada hari kiamat kelak adalah cahaya bekas wudhu  mereka di dunia yang kemudian membedakan mereka dengan ummat lainnya, sedangkan syiar mereka dengan ibadah puasa mereka berupa bau mulut yang lebih wangi dari minyak misk yang membedakan mereka dengan pelaku amalan lainnya.

Makhul berkata, Allah menebarkan aroma wangi kepada penghuni surga, mereka bertanya-tanya, wahai Rabb kami  belum perna mencium aroma yang lebih  wangi  dari ini sejak kami masuk surga. Maka dikatakan kepada mereka, ''ini bau mulut orang-orang yang berpuasa".

Sebagaimana sudah maklum bahwa aroma misk merupakan aroma paling wangi di kalangan manusia, sehingga Nabi shalllallahu'alaihi wa sallam membandingkan bau mulut orang yang berpuasa dalam penilaian Allah Allah dengan aroma minyak misk dalam penciuman manusia. 

Tidak Sikat Gigi?

Lalu apakah kemudian hal itu bermakna tidak perlu sikat gigi atau menjaga kebersihan dan aroma mulut saat puasa? tentu tidak. Sebab menjaga kebersihan dan kesegaran aroma mulut juga merupakan amalan yang dianjurkan. Bahkan termasuk satu sunnah Nabi. Dan tidak perlu khawatir kehilangan peluang memperoleh keutamaan bau mulut seperti dijelaskan dalam hadis. Karena bau mulut yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah aroma asam lambung yang keluar lewat mulut. 

Bau tersebut disebabkan oleh lambung yang kosong dari makanan dalam waktu lama. Sehingga walau bersih-bersih mulut dengan siwak atau sikat gigi, aroma baut mulut saat puasa tetap ada dan tak bisa dihindari. Sehingga yang terbaik adalah berusaha meraih semua keutamaan selama memungkinkan. Yakni meraih keutamaan bau mulut dari  akibat puasa dan keutamaan menjaga kebersihan mulut. 

[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun