Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hadis Puasa Ramadan #2#: Kecuali Puasa

24 Maret 2023   10:17 Diperbarui: 25 Maret 2023   14:01 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

''Setiap amal perbuatan bani adam (manusia) untuk/milik-nya, kecuali puasa. Karena sesungguhnya puasa itu untuk/milik-Ku, dan Akulah yang membalasnya", kata sang Nabi menyampaikan firman Allah berupa hadis qudsi melalui lisannya yang mulia.

Penggalan hadis di atas merupakan bagian dari sebuah hadis panjang yang diriwayatkan oleh dua imam besar dalam ilmu hadis, yakni Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Terjemahan naskah lengkapnya adalah sebagai berikut;

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda;

"Setiap amal perbuatan bani adam (manusia) itu untuknya/miliknya, kecuali puasa. Karena puasa itu untuk-Ku/milik-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Puasa itu perisai, jika salah seorang diantara kalian sedang berpuasa janganlah dia bertindak tidak senonoh, berteriak-teriak (gaduh). Jika ia dicaci maki atau diajak berkelahi oleh seseorang maka hendaknya ia mengataka, 'saya sedang puasa'. Sungguh, demi dzat yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya (demi Allah) aroma mulut orang puasa lebih wangi di sisi Allah dari aromo minyak kesturi (misk). Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan yang dia rasakan; jika berbuka puasa dia gembira telah berbuka, dan saat bertemu Allah dia bergembira dengan (pahala) puasanya". (Muttafaq 'alaihi, dan naskah diatas merupakan redaksi riwayat imam Bukhari).

Tulisan ini hanya akan mengulas sekilas tentang kalimat, "setiap amal ....kecuali puasa". Penggalan selanjutnya akan diulas dalam tulisan berikutnya, insya Allah.

Kalimat, "kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku/milik-Ku", menunjukan kekhususan ibadah puasa dibanding ibadah-ibadah lainyya. Sebab Allah menyandarkan kepemilikan setiap amalan hamba kepada pelakunya masing-masing melalui firman-Nya, ''kullu 'amal[i] ibn[i] Adam[a] lahu". Karena pada dasarnya semua amalan yang dilakukan manusia adalah Lillahi; karena Allah dan atau untuk Allah serta hanya Allah memberi balasan dan  ganjaran atas amal perbuatan tersebut. Lalu apa maksud dan hikmah dari perkataan Allah, ''Puasa itu untuk-Ku/milik-Ku, dan Akulah yang membalas-Nya"?

Yang pasti, hal itu menunjukan keistimewaan dan  kedudukan ibadah puasa yang sangat istimewa di sisi Allah Ta'ala.  Akan tetapi menurut penjelasan para Ulama, ada beberapa faktor yang mungkin merupakan hikmah dan sebab dari pengkhsusan tersebut. Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar menukil sepuluh poin yang merupakan pendapat para ulama;

Pertama, Puasa Merupakan Amalan Paling Ikhlas, karena puasa tidak dihinggapi oleh sifat riya (pamer) seperti amalan lainnya. Sebab ibadah puasa (sesuai namanya) dilakukan dengan imsak, yakni menadan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa. Dan dalam konteks ini orang yang puasa kelihatan sama dengan yang tidka puasa, karena sama-sama tidak makan, minum, dst. Orang yang puasa tidak mungkin pamer kecuali dengan mengumumkan sendiri bahwa dirinya sedang puasa.

Kedua, Allah Paling Tahu Kadar Pahala Puasa

''Wa ana ajzi bihi" juga bermakna bahwa Akulah yang paling tahu dan Maha mengetahui kadar pahala ibadah puasa dan jumlah kelipatannya. Karena amalan yang lain dijelaskan kadar dan jumlah beserta kelipatan pahalanya oleh Allah. Seperti Salat berjama'ah yang dilipatgandakan menjadi 25 atau 27 kali lipat dari salat sendirian, bacaan Al-Qur'an yang pahalanya satu kebaikan untuk  setiap satu huruf yang kemudian dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, atau sedekah seperti sebutir benih yang tumbuh menjadi tujuh tangkai, lalu setiap tangkai membuahkan seratus bulir, dll. Sedangkan puasa tanpa keterangan dan penjelasan berapa kadar pahalanya.


Hal ini dipertegas oleh lafal hadits tersebut dalam riwayat lain, "Setiap amalan manusia dilipatgandakan (pahalanya) satu kebaikan digandakan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat hingga pada kadar yang dikehendaki Allah, kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang membalasanya".


Ketiga, Amalan Paling Dicintai Allah. Maskud dari frasa ''puasa itu untuk-Ku atau milk-Ku" adalah, puasa merupakan amalan paling dicintai Allah. Imam Nasai dan yang lainnya meriwayatkan satu hadis marfu' tentang hal ini dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu, "alaika bis shaum[i] fainnahu la matsila lahu; hendaknya kamu berpuasa karena tidak ada amalan yang semisal dengannya".  

Keempat, Penyandaran puasa kepada Allah dengan kata-kata ''Untuk-Ku/milik-Ku" menunjukkan pemuliaan dan pengagungan. Seperti pemuliaan Ka'bah dengan sebutan Baitullah untuk masjid, karena semua  bangunan rumah merupakan rumah Allah  dalam artian makhluq Allah.

Kelima, Orang yang berpuasa meninggalkan makan dan minum serta syahwat biologis. Nah, tidak makan-minum, tidak berhasrat biologis merupakan sifat-sifat ketuhanan yang melekat pada Allah Ta'ala. Maka ketika manusia meninggalkan makan, minum, dan syahwat nya karena Allah hal itu termasuk suatu sifat mulia. Karena mereka mendekatkan diri kepada Allah dengan ''meneladani " sebagian sifat-sifat dari sifat-sifat Allah. Atau dalam Tasawuf dikenal dengan istilah ''At-Takhalluq bi akhlaq[i] Allah".

Keenam, Puasa merupakan amalan paling murni karena Allah (khalish Lillah)

Ketujuh, Puasa merupakan satu-satunya ibadah yang tidak mungkin ditujukan kepada dan dilakukan selain karena Allah, lain hanya dengan ibadah salat, sedekah, thawaf yang kadang ditujukan kepada selain Allah atau dilakukan bukan kerena Allah.

Kedelapan, Semua amal ibadah seorang hamba menjadi tebusan atas kezalimannya kepada pihak lain pada hari kiamat kelak, kecuali puasa, tidak dapat dijadikan tebusan.

Kesepuluh, Puasa merupakan amalan yang  tidak tampak

Bersambung insya Allah

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun