Mohon tunggu...
Sinar Saja
Sinar Saja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sinar namaku. Lagi belajar menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aisyah

28 November 2010   06:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:14 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_75046" align="alignright" width="379" caption="Aisyah dan kawannya di playground"][/caption] Di Sabtu dan Minggu, terkadang hari liburku adalah milik Aisyah. Seorang gadis kecil yang telah menjadi tambatan hatiku sejak kelahirannya 2 tahun yang lalu. MeskiAisyah adalah anak dari adik perempuanku, namun ia sangat dekat denganku. Yah, nasib masih melajang di usia setua ini, anak adik pun jadi pelipur lara.

Kali ini Minggu pagi yang ceria.

“Tak.. tak… tak….” “La..lala.aaa..lalaa…”

Terdengar langkah kaki-kaki kecil Ai’ berlari sambil melantunkan nyanyian ngelantur ciptaannya. Ia melintasi ruang tamu menuju sebuah kamar. Derap langkah dan nyanyianya pun memenuhi rumah yang tak seberapa luas ini. Selang sesaat, kepalanya muncul di pintu kamarku yang memang lagi terbuka.

“Whaaaa….????”

Ia mencoba mengagetkanku, sembari mempertontonkan seringai menggoda dari bibir mungilnya. Sepasang bola matanya menari-nari cemerlang, menatapku.

“Mama Ina, Ai mau jalan-jalan.Luncuran, main sama kakak-kakak !”Suara kanak-kanaknya mengalihkan pandanganku dari Si Della yang sedari tadi asyik kuajak bermain kata di Kompasiana.

“Aisyah main boneka saja, bentar. Mama Ina selesaikan baca tulisan ini dulu, ya.”

“Agh..!!  Ai mo main-main. Luncuran. Sama kakak-kakak.” Nada setengah memaksa kembali Aiucapkan, kini sembari berjalan ke arahku.

“Ayomama Ina.”

“Cepat…!” “Jalan-jalan!”

Kedua tangan mungilnya menarik lenganku, memaksaku berdiri dari kursi hitam reot yang sudahsejam aku duduki. Pasrah! Si Della dengan kompasiananya pun terlepas dari pandangan.

Duh, anak ini kalo ada maunya, tidak bisa menunggu. Gemas, ku sentuh pipi putihnya. Aisyah memberi senyum termanisnya.

“Ok, klo begitu.. kita ambil tas dan botol susumu dulu ya.”

“Lalu kita berangkat!”

Aku berjalan menuju ke meja dapur, Aisyah mengekorsambil berlari.

“Horeee!”pekiknya girang.

Saat berjalan menuju Si Jacky Bin Kharis yang sudah siap sedia, tiba-tiba langkah kaki Aisyah berhenti.

“Loh, Ai’ kenapa?”

“Mama Ina,  Ai’ puppp…puupp!”

Aku menoleh ke arah Aisyah.

Matanya bulat membesar, perlahan memerah, sedetik lalu kilatan air bening telah mengalir di pipi bulatnya.

“Agh.. Aisyah, kita sudah mau pergi, kamu malah pupp..puppp!” Aku menatapnya gemas.

Bau tak sedap kini merebak kemana - mana !

****

Ilalang Soroako

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun